Judul : Petikan Teks Di Atas Mungkin Pernah Singgah Di Hand Phone
link : Petikan Teks Di Atas Mungkin Pernah Singgah Di Hand Phone
Petikan Teks Di Atas Mungkin Pernah Singgah Di Hand Phone
PENGARUH HANDPHONE BAGI REMAJA
DISUSUN OLEH
HERRA HERRAN BANGGT
MAKALAH BAHASA TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAYA RAHARJA
SITUBONDO-JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR
Petikan teks di atas mungkin pernah singgah di Hand Phone (HP)/telepon seluler Anda. Pesan singkat tersebut yaitu yang biasa kita sebut dengan Short Message Service (SMS). Ini yaitu salah satu perkembangan dari teknologi komunikasi yang paling kasatmata lima tahun terakhir. Dengan hadirnya perkembangan teknologi ini maka sanggup dikatakan bahwa masyarakat Indonesia dalam melaksanakan komunikasi tidak lagi hanya menggunakan saluran komunikasi massa (media cetak dan elektronik), tatap muka (interpersonal communication) ataupun bentuk komunikasi lain yang selama ini kita kenal.
Kehadiran Hand Phone atau telepon selular yang hampir merata di seluruh penjuru negeri Indonesia telah membentuk kegiatan komunikasi tersendiri. Dengan kata lain revolusi dalam berkomunikasi di Indonesia sudah memasuki tahap gres dengan kehadiran Hand Phone (HP).
Dari seabrek laba yang diberikan oleh teknologi komunikasi berupa Hand Phone/ telepon seluler, ternyata terselip banyak sekali kerugian yang membawa dampak jelek terhadap perkembangan psikologis seseorang, terhadap kesehatan dan juga menciptakan agresi kejahatan serta praktik bisnis illegal semakin marak terjadi. Berikut kami ulas dampak negative dari penggunaan telepon seluler atau Hand Phone.
25 Februari 2008
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I. Permasalahan 4
Bab II. Pembahasan Masalah 5
Bab III. Kesimpulan 10
Daftar Pustaka 11
BAB I
PERMASALAHAN
Memiliki handphone (HP) tampaknya telah menjadi kebutuhan nyaris primer bagi masyarakat Indonesia. Hingga dikala ini tercatat paling tidak terdapat 60 juta pengguna HP dengan angka pertumbuhan pada tahun 2005 mencapai 22,3%. Penggunaan HP ini tidak hanya oleh orang berakal balig cukup akal saja. Anak-anak usia sekolah dasar, taman kanak-kanak bahkan balita pun dikala ini telah dekat dengan teknologi ini. Tidak hanya sekedar meminjam HP orang renta untuk nge-game, tapi mereka sendiri juga telah mempunyai HP.
Dengan adanya dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dalam penggunaan HP oleh anak-anak, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh orang renta sebelum mengatakan kemudahan komunikasi ini kepada anak khususnya belum dewasa remaja.
1. Apakah anak memang telah benar-benar membutuhkan HP? Jika anak masih selalu dalam pengawasan dan di lingkungan tempat anak beraktifitas terdapat kemudahan telepon (telepon sekolah, tempat kursus, rumah sobat atau telepon umum), maka kiranya pinjaman kemudahan ini sanggup ditangguhkan.
2. Apakah anak telah benar-benar siap menggunakan HP, baik secara mental maupun ketrampilan? Sudah sadarkah ia akan maksud pinjaman kemudahan HP itu? Jika motivasi anak menginginkan HP hanya lantaran alasan “supaya sama dengan teman” atau “supaya tidak ketinggalan jaman”, maka HP tidak perlu diberikan.
Oleh lantaran itu, atas dasar permasalahan di atas, kami buatkan makalah ini supaya permasalahan tersebut sanggup diatasi. Di bawah ini yaitu pembahasan dari permasalahan-permasalahan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
H
adirnya teknologi komunikasi berupa telepon seluler atau Hand Phone (HP) yang semakin pesat dan maju tidak sanggup kita hindari. Tidak ada khalayak yang secara tegas menolak hadirnya teknologi yang dipuja oleh banyak sekali kalangan tersebut. Berbagai upaya dan cara yang kita lakukan untuk menolak hadirnya teknologi komunikasi tersebut malah justru akan semakin menciptakan kita pusing. Secara tidak eksklusif memang teknologi komunikasi membawa banyak sekali laba bagi mereka penggunanya. Namun dibalik laba yang menggiurkan tersebut ternyata terselip banyak kerugian yang menyebabkan dampak jelek bagi psikologis dan kesehatan penggunaan teknologi komunikasi itu sendiri.
Perkembangan jenis HP semakin hari semakin meningkat. Mulai dari kemudahan yang disediakan hingga bentuknya. Perkembangan pesat dalam dunia sistem komunikasi kita tentunya akan mengubah contoh komunikasi yang terjadi di masyarakat selama ini. Sebelum ada media massa, nyaris sistem komunikasi yang berkembang di Indonesia masih menggunakan peralatan sederhana (media tradisional maupun tatap muka). Akan tetapi lima tahun terakhir, Indonesia dihebohkan dengan contoh komunikasi melalui telepon seluler atau biasa disebut dengan Hand Phone (HP). Bagi orang komunikasi, mereka menyebutnya dengan komunikasi seluler.
Komunikasi seluler hanyalah salah satu dari sekian banyak layanan yang dimungkinkan lantaran adanya pengintregasian komunikasi dengan komputer. Di Amerika Serikat, sistem-sistem pemutaran nomor telepon telah dikomputerisasi semenjak tahun 1960-an, namun hal ini tidak dipergunakan hingga perusahaan telekomunikasi AT&T bubar dua dekade kemudian dan perusahaan-perusahaan telepon mulai menerapkan cara gres dan berbeda dalam memutar nomor telepon, (Roger Fidler, Mediamorfosis, 19, 2003).
Teknologi seluler, yang tergantung pada banyak stasiun pemancar dan akseptor berkekuatan rendah dengan daerah-daerah layanannya yang tumpang tindih atau disebut sel-sel, membuka pasar telepon kendaraan beroda empat yang secara signifikan menurunkan jumlah gelombang radio yang diperlukan untuk komunikasi tanpa kabel. Dengan radio-telepon, pasar selalu dibatasi oleh kelangkaan frekuensi yang sanggup diberikan kepada para pelanggan. Karena sanggup menggunakan frekuensi yang sama secara berulang-ulang, sistem-sistem seluler bisa menyediakan kanal benar-benar kepada setiap orang, (Roger Fidler, Mediamorfosis, 20, 2003).
Pandangan tersebut semakin mematahkan anggapan bahwa teknologi komunikasi tidak begitu penting dan oleh kesannya kehadirannya tidak perlu dinantikan. Sebaliknya teknologi komunikasi sangat penting dan ditunggu kehadirannya setiap dikala dan setiap waktu. Kepintaran, kecanggihan dan kemudahan yang dimiliki oleh teknologi komunikasi menjadi tolok ukur seberapa besar fungsi dan kebutuhan dari teknologi komunikasi itu bagi penggunanya tanpa memikirkan dampak yang akan timbul dari pemakaian teknologi tersebut.
Secara nyata terang terlihat bahwa teknologi komunikasi mengatakan laba yang sangat besar bagi penggunanya terutama dalam hal berkomunikasi (komunikasi tidak lagi rumit ibarat dulu).
Berbagai laba relatif yang dirasakan dari telepon seluler tanpa kabel yang mengungguli telepon kabel dan telepon-radio kian bertambah lantaran mobilitas dan efisiensinya yang lebih besar. Berbeda dengan yang disambungkan pada jalur telepon disebuah gedung atau telepon standar yang bisa dibawa, namun harus dilengkapi kotak baterai besar dengan pemancar dan akseptor gelombang radio, ponsel yang ringan dan tampak kompak sanggup dibawa didalam saku jaket atau dompet. Kebebasan untuk mengirim dan mendapatkan panggilan telepon dari mobil, restoran, sudut jalan, atau bahkan ketika mendaki gunung, dalam waktu singkat dipandang sebagai kebutuhan fundamental dan sanggup menghemat waktu yang memang besar artinya bagi para pedagang dan orang-orang yang merasa perlu untuk bisa dihubungi sewaktu-waktu. Telepon seluler menambah rasa nyaman dan aman, (Roger Fidler, Mediamorfosis, 20, 2003).
Jika sudah begitu banyak sekali kekurangan yang kasat mata menjadi semakin kabur dan tidak dipercaya oleh beberapa kalangan. Namun, mau tidak mau para pengguna telepon seluler atau pengguna teknologi komunikasi harus membuka mata lebar-lebar lantaran ternyata ada beberapa catatan ihwal kerugian dalam sistem komunikasi terutama kaitannya dengan penggunaan Hand Phone (HP)/telepon seluler yang memerlukan perhatian ekstra. Meski begitu masih sedikit sekali orang yang menyadari kerugian atau dampak negatif dari Hand Phone/ telepon seluler dan mau berusaha untuk perlahan menanamkan cara atau kiat mengurangi dampak yang dihasilkan dari penggunaan telepon seluler atau Hand Phone (HP).
Komunikasi HP telah menurunkan minat baca masyarakat. Menurut data majalah Komputer Aktif (no. 50/26 Maret 2003) berdasarkan survei Siemens Mobile Lifestyle III menyebutkan bahwa 60 persen remaja usia 15-19 tahun dan pacaremaja lebih bahagia mengirim dan membaca SMS daripada membaca buku, majalah atau koran. Dalam hal ini komunikasi melalui HP ibarat pengiriman SMS ternyata berdampak jelek untuk menurunkan minat baca masyarakat. Ini bisa dikatakan pula bahwa budaya baca yang sudah terancam dengan budaya dengar dan lihat diancam lagi oleh budaya mengirim SMS. SMS dalam hal ini lebih berfungsi sebagai hiburan saja. Bahkan berdasarkan data Kompas (4 April 2003) yang melaksanakan street polling yang dilakukan pada 100 remaja SMU di Jakarta, Bogor, Bandung, dan Semarang memperlihatkan bahwa 51 persen mereka mengirim SMS 11-20 kali, 35 persen 2-10 kali dan 14 persen lebih dari 20 kali sehari. Meskipun data ini tidak bisa dipakai untuk acuan penelitian, tetapi fenomena itu terang menjadi salah satu potret dampak perkembangan komunikasi melalui HP. Bahkan, sebesar 73 persen mereka mengeluarkan biaya untuk membeli voucher perbulannya seitar 100-200 ribu, 9 persen antara 201-300 ribu dan 8 persen lebih dari 300 ribu perbulan. Ini artinya bahwa di samping menurunkan minat baca, HP juga mengarahkan masyarakat untuk hidup konsumtif. Bahkan berdasarkan data dari penelitian “Survei Siemens Mobile Phone” 58 persen orang ndonesia lebih menentukan mengirim SMS daripada membaca buku, (Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, 191-192, 2005).
Di atas yaitu dampak dari segi sosial budaya masyarakat atas penggunaan Hand Phone/ telepon seluler. Lalu bagaimana dampak negatif dari penggunaan Hand Phone dilihat dari segi kejahatan psikologi seseorang maupun kesehatan?. Apakah benar bahwa ternyata Hand Phone/ telepon seluler membawa “petaka” bagi penggunanya?.
Dari segi kajahatan, dampak nyata yang negatif dan banyak terjadi atas penggunaan Hand Phone/ telepon seluler yaitu bahwa ternyata komunikasi dengan HP sanggup memunculkan praktik bisnis illegal dan ironisnya HP juga dijadikan ajang penipuan untuk mengeruk laba dengan dalih menang dalam suatu undian di dunia maya. Banyak kasus penipuan mengenai undian berhadiah yang dilayangkan melalui SMS serta praktik bisnis illegal yang tujuannya mengeruk laba dari si korban dengan cara mentransfer sejumlah uang ke rekening pelaku. Tidak berhenti di situ saja. Penyalahgunaan kemudahan dari HP juga membawa dampak jelek bagi kaum remaja Indonesia. Melalui Hand Phone agresi pornografi semakin merajai benak kaum remaja Indonesia. Merekam agresi porno, mengambil atau dengan sengaja memotret gambar porno untuk kemudian disebarkan ke HP lain yaitu fenomena yang marak terjadi di kalangan remaja bahkan anak-anak.
Secara psikologis kerugian yang diakibatkan dari penggunaan telepon seluler atau HP yaitu insan menjadi malas untuk bersosialisasi dengan sobat dan lingkungan sekitar. Dengan kemudahan yang dimiliki oleh HP, maka di zaman yang serba canggih dan modern ini segalanya bisa dilakukan dengan duduk di tempat tanpa perlu beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan kegiatan seseorang. Mulai dari mengisi pulsa, transfer uang, memesan tiket, belanja, hingga memesan masakan sanggup dilakukan tanpa beranjak dari tempat sedikitpun. Asyik memang, tapi dimana rasa sosial dan peduli kita terhadap orang lain?. Secara global sanggup dikatakan “jika bisa di rumah atau di kantor tanpa harus mengelurkan tenaga kenapa harus capek menyetir ke restoran untuk mengisi perut dengan sepiring nasi?”. Hal inilah yang menciptakan insan makin malas dan enggan untuk bersosialisasi. Padahal sebagai mahluk sosial bukankah kita harus bersosialisasi dengan sesama?. Hal itu agaknya tidak berlaku bagi kaum pemakai teknologi komunikasi seluler.
Dampak atas penggunaan telepon seluler dari segi kesehatan juga tak kalah mengerikan. Berbagai penyakit serta kemungkinan terburuk hadir dalam badan insan melengkapi kerugian atas penggunaan Hand Phone/ telepon seluler bagi penggunanya.
Penelitian di Amerika mengambarkan bahwa kaum laki-laki yang membawa HP di saku celana sanggup menurunkan 70 persen produktivits sperma dan lebih parah lagi sperma yang dihasilkan tidak akan sanggup membuahi sama sekali alias mandul alasannya yaitu sudah rusak akhir radiasi yang dipancarkan oleh HP yang ditaruh di saku celana, (www.kompas.com).
HP mengubah bunyi menjadi gelombang elektromagnetik ibarat halnya radio. Kuatnya pancaran gelombang dan letak HP yang melekat di kepala akan mengubah sel-sel otak hingga berkembang absurd dan potensial menjadi sel kanker. Jadi, imbas radiasi HP sedemikian berbahaya kalau sering digunakan. Sebuah penelitian di Finlandia membuktkan bahwa radiasi elektromagnetik serupa ponsel selama satu jam sanggup menghipnotis produksi sel, (Kompas,23 Oktober 2002 dalam Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, 197, 2005).
Berbagai dampak yang ditimbulkan akhir penggunaan telepon seluler memang sangat kompleks dan sedikit sekali yang menyadari akan hal tersebut. Ada yang mempercayai, ada yang tidak percaya bahkan ada juga yang hirau tak hirau meskipun sudah mengetahui dampak negatif telepon seluler.
Apapun dampak negatif dan positif ponsel di Indonesia yang terang ponsel yaitu peralatan yang relatif modern digunakan. Ponsel telah mengubah banyak sekali sistem komunikasi yang dijalankan di Indonesia. Artinya, ponsel telah membawa revolusi perubahan sistem komunikasi di Indonesia diakui atau tidak, (Sistem Komunikasi Indonesia, Nurudin, 198, 2005).
BAB III
KESIMPULAN
Manfaat yang bisa kita dapatkan dari HP memang sangat besar. Dengan adanya HP ini komunikasi antara orang renta dan anak akan lebih lancar. Apalagi dengan kondisi ibarat dikala ini, ketika orang renta dan anak mempunyai banyak kesibukan masing-masing sehingga waktu untuk bersama berkurang, keberadaan alat yang mempermudah komunikasi dirasa sangat membantu. Orang renta akan lebih gampang mengabarkan kepada orang renta kalau terjadi sesuatu pada mereka di dikala tidak bersama dengan orang tua.
Namun di samping manfaat ibarat yang tersebut di atas, penggunaan HP oleh anak juga sanggup mendatangkan banyak sekali imbas buruk. HP sebagai alat komunikasi sanggup membawa gosip negatif bagi anak lantaran dikala ini begitu banyak pesan dan gambar “khusus orang dewasa” yang beredar bebas. Informasi negatif ini tentu saja bisa menghipnotis psikologis anak, sehingga menciptakan mereka tertarik untuk mencoba hal-hal yang seharusnya belum boleh meraka lakukan. Perilaku konsumtif juga gampang terpicu dalam penggunaan HP ini. Begitu seringnya muncul jenis HP baru, yang tidak hanya memperlihatkan teknologi yang mutakhir tapi juga design gres yang diubahsuaikan dengan selera konsumen, sehingga menarik minat pengguna untuk gonta-ganti HP. Belum lagi pemborosan pulsa lantaran adanya banyak sekali acara yang mengundang pengguna HP untuk berpartisipasi dengan pulsa premium yang biayanya 10 kali lipat pulsa biasa. Selain dampak negatif di atas, penggunaan HP pada anak juga rentan terhadap bahaya. Baik ancaman perampokan maupun ancaman terhadap otak yang ditimbulkan oleh gelombang elektromagnetik HP.
Semoga kita sanggup memanfaatkan teknologi untuk meringankan beban kita, mempermudah kiprah dan kerja kita, bukan malah memetik dampak negative darinya.
DAFTAR PUSTAKA
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2005.
Fidler, Roger, Mediamorfosis: Understanding New Media, Thousand Oaks, California: Pine Forge Perss, 1997.
Demikianlah Artikel Petikan Teks Di Atas Mungkin Pernah Singgah Di Hand Phone
Sekianlah artikel Petikan Teks Di Atas Mungkin Pernah Singgah Di Hand Phone kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Petikan Teks Di Atas Mungkin Pernah Singgah Di Hand Phone dengan alamat link https://zonaedukasiterpadu.blogspot.com/2012/12/petikan-teks-di-atas-mungkin-pernah.html
0 Response to "Petikan Teks Di Atas Mungkin Pernah Singgah Di Hand Phone"
Posting Komentar