Interaksi Sosial Masyarakat

Interaksi Sosial Masyarakat - Hallo sahabat Zona Edukasi Terpadu, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Interaksi Sosial Masyarakat, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel informatika, Artikel komunikasi, Artikel SKRIPSI, Artikel sosiologi, Artikel TEKNOLOGI INFORMATIKA, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Interaksi Sosial Masyarakat
link : Interaksi Sosial Masyarakat

Baca juga


Interaksi Sosial Masyarakat

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Interaksi sosial yakni kekerabatan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada agresi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan pola interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
Kontak sosial sanggup berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial sanggup secara eksklusif maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara eksklusif apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk pola Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk pola interaksi sosial tidak langsung.
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, indenifikasi, simpati dan tenggang rasa Imitasi yakni interaksi sosial yang didasari oleh faktor menggandakan orang lain. Contoh anak gadis yang menggandakan menggunakan jilbab sebagaimana ibunya memakai. Sugesti yakni interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa terjadi dari yang bau tanah ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau yang kuat ke yang lemah. Atau bisa juga dipengaruhi lantaran iklan.
Indentifikasi yakni interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang mengindentikkan (menyadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan kebiasaan pemain sepakbola idolanya.  Simpati yakni interaksi sosial yang didasari oleh foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.
Empati yakni interaksi sosial yang disasari oleh faktor sanggup mencicipi apa yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban tragedi alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian menciptakan terjadinya proses sosial. Proses sosial sanggup bersifat asosiatif dan disasosiatif  Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa dll). Contoh kolaborasi antara depertemen pendidikan nasional dengan PT Telkom dalam aktivitas Jardiknas.
Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll). Contoh Bapak memukul anaknya lantaran tidak mendengarkan nasihatnya. Menyuruh pergi seorang pengemis dengan cara membentak.
1.2. Rumusan masalah
Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan duduk kasus pada penulisan makalah ini yakni :
1.    Seperti apakah  tindakan sosial di masyarakat?
2.    Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?
3.    Bagaimana bentuk-bentuk interksi sosial?
1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yakni untuk memenuhi salah satu kiprah Mata kuliah Tempat Ruang Dan Sistem Sosial serta untuk wawasan dan ilmu kami wacana imbas interaksi sosial bagi masyarakat
1.4. Metode dan Prosedur
Metode yang dipakai penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari banyak sekali buku dan browsing di internet.
1.5. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan kaidah penulisan makalah secara umum yaitu :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan
1.4. Metode dan Prosedur
1.5. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.I. Tindakan Sosial
2.2. Interaksi Sosial
2.3. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
BABA III PENUTUP
3.3  Kesimpulan
3.4   Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tindakan Sosial
A. Pengertian Tindakan Sosial
Tindakan atau agresi berarti pmbuatan atau sesuatu yang dilakukan. Secara sosiologis, tindakan artinya seluruh perbuatan insan yang dilakukan secara sadar atau tidak disadari, sengaja atau tidak disengaja yang mempunyai makna subyektif bagi pelakunya.
Didalam sosiologi, tindakan sosoial banyak dikemukakan oleh Max Weber (1864-1920) spesialis sosiologi Jerman, dimana tindakan sosial dimulai dari tindakan individu atau sikap individu dengan sikap oang lain, yang diorientasikan pada hasil tindakan tersebut, sehingga sanggup dipahami secara subjektif, maksudnya setiap tindakan sosial yang dilakukan seseorang akan mempunyai maksud atau makna tertentu.
Makara tindakan sosial pada diri orang gres terjadi apabila tindakan tersebut dihubungkan dengan orang lain. Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan indiidu-individu mempunyai keunikan atau ciri tersendiri.
B. Ciri-cici Tindakan Sosial
Bentuk tolak dari konsep dasar wacana tindakan sosial dan antar kekerabatan sosial, maka terdapat lima ciri pokok yang menjadi target sosiologi, yaitu:
1.    Tindakan insan yang berdasarkan si bintang film mengandung makna subyektif, hal ini meliputi tindakan nyata.
2.    Tindakan kasatmata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif.
3.    Tindakan yang besar lengan berkuasa positif dari suatu situasi, maka tindakan tersebut akan diulang.
4.    Tindakan itu diarahkan pada seseorang atau pada individu.
5.    Tindakan itu memperhatikan tindakan individu lain dan terarah pada orang atau individu yang dituju.
C. Faktor Pendorong Melakukan Tindakan Sosial
Manusia merupakan makhluk yang tidak akan bisa hidup tanpa insan lain, sbab secara biologis insan yakni makhluk yang palin lemah. Sejak dilahirkan ke dunia, insan mempunyai dua hasyat atau keinginan pokok, yaiyu keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan insan lain di sekitarnya (masyaraakat) dan keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alam di skitarnya.
Untuk memperoleh kedua hasrat tersebut, insan menggunakan akalnya (pikiran, perasaan, dan kehendak). Menyadari kelemahan dan kekurangannya dalam beradaptasi serta menghadapi tantangan alam yang mustahil dilakukan secara sendiri-sendiri atau perorangan, insan menghimpun diri dan mengelompokan dirinya dengan insan lain yang kemudian disebut masyarakat.
D. Bentuk-bentuk Tindakan Sosial
Pada dasarnya tindakan manusia, baik sebagai individu maupun makhluk sosial terdiri dari dua tindakan pokok yaitu tindakan lahiriah dan tindakan batiniah, sbagai berikut:
1.    Tindakan lahiriah yakni tata cara bertindak yang tampak atau sanggup dilihat dan cendeung ditiru secara berulang-ulang oleh banyak orang.
2.    Tindaka batiniah yakni cara berfikir, berperasaa, dan berkehendak yang dingkapkan dalam sikap dan bertindak, dilakukan berulang kali dan di ikuti oleh banyak orang.
Di dalam kehidupan masyarakat, kita sanggup mengenali beberapa pola tindakan bathiniah yang terdiri dari bantuk-bentuk sebagai berikut:
1.    prasangka (prejudice), yakni anggapan atau evaluasi terhadap suatu penomana tanpa di tunjang dengan bukti-bukti yang sanggup dipertanggungjawabkan.
2.    sikap sosial (social attitude), yakni suatu bentuk pola sikap lahiriah dan bathiniah terhadap fenomena atua tanda-tanda yang mempunyai arti sosial.
3.    pendapat umum (publik opinion), yakni suatu komposisi pikiran masyarakat yang berpola dan dibuat dari beberapa golongan atau kelompok.
4.    propagan, yakni suatu makanisme kegiatan yang dilakukan denga cara mempengaruhu massa atau publik supaya mau untuk mendapatkan pola fikiran tertentu.
Pada dasarnya tindakan sosial sanggup dibedakan menjadi empat tipetindakan berdasarkan tingkat kemudahan untuk dipahami sebagai berikut:
1.    Rasionalitas instrumental.
Merupakan tindakan sosial murni, dimana tindakan tersebut dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang dipakai dan tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional).
1.    Rasionalitas berorientasi nilai.
Tindakan itu dilakukan dengan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipetimbangkan yang penting tindakan terbut baik dan benar menuut evaluasi masyarakat.
1.    Tindakan afektif.
Tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat yang didasari oleh perasaan atau emosi dan kepura-puraan seseorang.
4.     Tindakan tradisional
Tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu dimasa lalunya atau yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu, tanpa pehitungan secara matang, dan sama sekali tidak rasional.
E. Bentuk Tindakan Sosial
1.     Tindakan Sosial
Tidak semua tindakan insan dinyatakan sebagai tindakan sosial contohnya : Seorang cowok yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara membisu – membisu . Menurut MAX WEBER , tindakan sosial yakni tindakan seorang individu yang sanggup mempengaruhi individu – individu lainnya dalam masyarakat . Tindakan sosial sanggup dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
1.    Tindakan Rasional Instrumental : Tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan.
Contoh : Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup .
1.    Tindakan Rasional Berorientasi nilai : Tindakan – Tindakan yang berkaitan dengan nilai – nilai dasar dalam masyarakat.
Contoh : Tindakan –Tindakan yang bersifat Religio – magis .
1.    Tindakan Tradisional ; Tindakan  yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional.
Contoh : Berbagai macam upacara tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur .
1.    Tindakan Ofektif : Tindakan – Tindakan yang dilakukan oleh seorang kelompok orang berdasarkan perasaan emosi
2.2. Interaksi Sosial
Interaksi sosial sanggup diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud sanggup berupa kekerabatan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya
Proses Interaksi sosial berdasarkan Herbert Blumer yakni pada dikala insan bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir yakni Makna tidak bersifat tetap namun sanggup dirubah, perubahan terhadap makna sanggup terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process
Interaksi sosial sanggup terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya kekerabatan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan proteksi tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels memperlihatkan beberapa hal yang sanggup menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut sanggup terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, yakni segala sesuatu yang dimiliki seorang individu semenjak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini sanggup meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi sosial mempunyai aturan, dan hukum itu sanggup dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain hukum mengenai ruang Hall juga menjelaskan hukum mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang sanggup mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir yakni dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memperlihatkan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
Interaksi Sosial yakni suatu proses kekerabatan timbale balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.
Dalam kamus Bahasa Indonesia Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling melalkukan akasi , bekerjasama atau saling mempengaruhi. Dengan demikian  interaksi yakni kekerabatan timbale balik (social) berupa agresi salaing mempengaruhi antara indeividu dengan individu, antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan kelompok.
Gillin mengartikan bahwa interaksi social sebagai hubungan-hubungan social dimana yang menyangkut kekerabatan antarandividu , individu dan kelompok  antau antar kelompok. Menurut Charles P. loomis sebuah kekerabatan bisa disebut interaksi jikalau mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.    jumlah pelakunya dua orang atau lebih
2.    adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbul atau lambing-lambang
3.    adanya suatu demensi waktu yang meliputi ,asa lalu, masa kini, dan masa yang akan dating .
4.    adanya tujuan yang hendak dicapai.
Syarat terjadinya interaksi yakni :
1.    Adanya kontak sosial
Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contack”, dari bahasa lain “con” atau “cum” yang artinya bersama-sama  dan “tangere” yang artinya menyentuh . Makara kontak berarti sama-sama menyentuh.Kontak social ini tidak selalu melalui interaksi atau kekerabatan fisik, lantaran orang sanggup melakuan kontak social tidak dengan menyentuh, contohnya menggunakan HP, telepon dsb.
Kontak social mempunyai memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.    Kontak social bisa bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak social mengarah pada kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu kontradiksi atau konflik berarti negative.
2.    Kontak social sanggup bersifat primer dan bersifat skunder. Kontak social primer terjadi  apa bila peserta interaksi  bertemu muka secara langsung. Misanya kontak antara guru dengan murid dsb. Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui perantara. Missal percakapan melalui telepon, HP dsb.
2. Komunikasi
Komunikasi yakni suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Ada lima unsure pokok dalam komunikasi yaitu
1.    Komunikator yaitu orang yang memberikan informasi atau pesan atau perasaan atau aliran pada pihak lain.
2.    Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, informasi.
3.    Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
4.    Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan
1.    Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan sehabis menerima pesan dari komunikator.
Ada tiga tahapan penting dalam komunikasi:
1.    Encoding . Pada tahap ini gagssaan atau aktivitas yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar . dalam tahap ini komunikator harus menentukan kata atau istilah ,kalimat dan gambar yang gampang dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
2.    Penyampaian. Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaiakan . Penyampaian sanggup berupa mulut dan sanggup berupa goresan pena atau gabungan dari duanya.
3.    Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna fdan memahami kalimat serta gambar yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki.
Ada beberapa factor yang mendorong  terjadinya interaksi social ;
Interaksi sosial terbentuk oleh factor – factor berikut ini :
1.   
1.    Tindakan Sosial
2.    Kontak SosiaL
3.    Komunikasi Sosial
Tidak semua tindakan insan dinyatakan sebagai tindakan sosial contohnya : Seorang cowok yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara rahasia . Menurut MAX WEBER, tindakan sosial yakni tindakan seorang individu yang sanggup mempengaruhi individu-individu lainnya dalam masyarakat . Tindakan sosial sanggup dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
Tindakan Rasional Instrumental merupakan tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan . Contoh : Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup.
Tindakan Rasional Berorientasi nilai merupakan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat . Contoh :tindakan-tindakan yang bersifat Religi-magis
Tindakan Tradisional ; Tindakan  yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional . Contoh : Berbagai macam upacara \ tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur .
Tindakan Ofektif : Tindakan – Tindakan yang dilakukan oleh seorang \ kelompok orang berdasarkan perasaan \ emosi.
Dalam kehidupan sehari-hari kontak sosial sanggup dilakukan dengan cara :
Kontak Sosial yang dilakukan berdasarkan cara pihak – pihak yang berkomunikasi . Cara kontak sosial itu ada 2 macam yaitu :
Kontak Langsung : Pihak komunikator memberikan pesannya secara eksklusif kepada pihak komunikan .
Kontak Tidak Langsung : Pihak komunikator memberikan pesannya kepada pihak komunikan melalui mediator pihak ketiga .
Kontak Sosial yang dilakukan berdasarkan terjadinya proses komunikasi .
Ada 2 macam kontak sosial .
1. Kontak Primer
2. Kontak Sekunder
3. Komunikasi Sosial
Komunikasi artinya bekerjasama atau bergaul dengan orang lain. Orang yang memberikan komunikasi disebut komunikator , orang yang mendapatkan komunikasi disebut komunikan . Tidak selamanya kontak sosial akan menghasilkan interaksi sosial yang baik apabila proses komunikasinya tidak berlangsungnya secara komunikatif . Contoh : Pesan yang disampaikan tidak terang , berbelit – belit , bahkan mungkin sama sekali tidak sanggup dipahami .
1.    Imitasi yaitu tindakan menggandakan orang lain
1.    Sugesti . Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memperlihatkan pandangan atau sikap yang dianutnya, kemudian diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak sanggup bewrfikir rasional.
Biasanya sugesti berasal dari orang-orang sebagai berikut:
1.   
1.    orang yang berwibawa, karismatik dan punya imbas terhadap yang disugesti, contohnya orang bau tanah ulama dsb.
2.    Orang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada yang disugesti.
3.    Kelompok lebih banyak didominasi terhadap minoritas.
4.    Reklame atau iklan media masa.
1.    Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
1.    Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seperti dirinya berasa dalam keadaan orang lain.
2.    Empati yaitu merupakan simpati yang menfdalam yang sanggup mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.
Sumber informasi yang mendasari interaksi
1.    warna kulit
2.    usia
3.    jenis kelamin
4.    penampilan fisik
5.    bentuk tubuh
6.    pakaian
7.    wacana
2.3. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif sanggup terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Akomodasi sanggup diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok insan berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok
Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini sanggup terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok insan yang bersaing, mencari laba melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan kontradiksi merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan bahaya dan kekerasan.
Untuk tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan untuk mendekatkan meliputi tahapan memulai (initiating), menjajaki (experimenting), meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan (bonding). Sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan (differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari (avoiding), dan memutuskan (terminating).
Pendekatan interaksi lainnya yakni pendekatan dramaturgi berdasarkan Erving Goffman. Melalui pendekatan ini Erving Goffman menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Konsep-konsepnya dalam pendekatan ini meliputi daerah berlangsungnya interaksi sosial yang disebut dengan social establishment, daerah mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back region/backstage, daerah penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut front region, individu yang melihat interaksi tersebut disebut audience, penampilan dari pihak-pihak yang melaksanakan interaksi disebut dengan team of performers, dan orang yang tidak melihat interaksi tersebut disebut dengan outsider.
Erving Goffman juga memberikan konsep impression management untuk memperlihatkan usaha individu dalam menampilkan kesan tertentu pada orang lain. Konsep expression untuk individu yang menciptakan pernyataan dalam interaksi. Konsep ini terbagi atas expression given untuk pernyataan yang diberikan dan expression given off untuk pernyataan yang terlepas. Serta konsep impression untuk individu lain yang memperoleh kesan dalam interaksi.
Bentuk – Bentuk interaksi yang mendorong terjadinya lembaga, kelompok dan organisasi sosial .
1. Bentuk Interaksi sosial berdasarkan jumlah pelakunya .
A. Interaksi antara individu dan individu.
Individu yang satu memperlihatkan pengaruh, rangsangan\Stimulus kepada individu lainnya. Wujud interaksi bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan, saling menegur, bercakap-cakap mungkin bertengkar.
B. Interaksi antara individu dan kelompok                                                   Bentuk interaksi antara individu dengan kelompok: Misalnya : Seorang ustadz sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk semacam ini memperlihatkan bahwa kepentingan individu berhadapan dengan kepentingan kelompok .
C. Interaksi antara Kelompok dan Kelompok
Bentuk interaksi ibarat ini bekerjasama dengan kepentingan individu dalam kelompok lain . Contoh : Satu Kesebelasan Sepak Bola bertanding melawan kesebelasan lain .
3.  Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya.
Bentuk-bentuk interaksi sosial sanggup berupa kolaborasi (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan sanggup juga berbentuk kontradiksi atau pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan sanggup diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenunya. Suatu keadaan sanggup dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial. Keempat bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kolaborasi yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya hingga pada akomodasi.
Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai tanggapan adanya interaksi sosial :
1.    Proses-proses yang Asosiatif
1.   
1.    Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok insan untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kolaborasi tersebut berkembang apabila orang sanggup digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diharapkan bagi mereka yang bekerja sama supaya planning kerja samanya sanggup terealisasi dengan baik.
Kerja sama timbul lantaran orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jikalau ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley ”kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada dikala yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna”
Dalam teori-teori sosiologi sanggup dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kolaborasi (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan :
1.    Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
2.    Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
3.    Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
4.    Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai belahan atau unsur dari sistem sosial.
Ada 5 bentuk kerjasama :
1.    Kerukunan yang meliputi gotong-royong dan tolong menolong
2.    Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
3.    Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur gres dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
1.    Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi sanggup menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu lantaran dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama yakni untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya yakni kooperatif.
1.    Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, contohnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.
1.   
1.    Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukk pada suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok insan dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses fasilitas menunjuk pada usaha-usaha insan untuk meredakan suatu kontradiksi yaitu usaha-usaha insan untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, fasilitas yakni suatu perngertian yang dipakai oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pembiasaan dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok insan yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menuntaskan kontradiksi tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi sanggup berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
1.    Untuk mengurangi kontradiksi antara orang atau kelompok insan sebagai tanggapan perbedaan paham
2.    Mencegah meledaknya suatu kontradiksi untuk sementara waktu atau secara temporer
1.    Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah tanggapan faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, ibarat yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
2.    mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk Akomodasi:
1.    Corecion, suatu bentuk fasilitas yang prosesnya dilaksanakan lantaran adanya paksaan
2.    Compromise, bentuk fasilitas dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya supaya tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3.    Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
4.    Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
5.    Toleration, merupakan bentuk fasilitas tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
6.    Stalemate, suatu fasilitas dimana pihak-pihak yang bertentangan lantaran mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melaksanakan pertentangannya.
7.    Adjudication, Penyelesaian kasus atau sengketa di pengadilan
c. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok insan dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Proses Asimilasi timbul bila ada :
Kelompok-kelompok insan yang berbeda kebudayaannya orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara eksklusif dan intensif untuk waktu yang usang sehingga kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok insan tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri
Beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang asimilatif) bila memilii syarat-syarat berikut ini: Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan. Interaksi sosial tersebut bersifat eksklusif dan primer. Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola tersebut. Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan.
Faktor-faktor yang sanggup mempermudah terjadinya suatu asimilasi yakni :
Toleransi
kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi sikap menghargai orang abnormal dan kebudayaannya sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan perkawinan adonan (amaigamation) adanya musuh bersama dari luar
Faktor umum penghalangan terjadinya asimilasi:
Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menjadikan faktor ketiga perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah sanggup pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi In-Group-Feeling yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi.
Asimilasi mengakibatkan perubahan-perubahan dalam kekerabatan sosial dan dalam pola moral istiadat serta interaksi sosial. Proses yang disebut terakhir biasa dinamakan akulturasi. Perubahan-perubahan dalam pola moral istiadat dan interaksi sosial kadangkala tidak terlalu penting dan menonjol.
2.     Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, sanggup ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi sanggup diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok insan untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai usaha untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahan, oposisi proses-proses yang disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition sanggup diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok insan yang bersaing mencari laba melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi sentra perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan bahaya atau kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum :
Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk persaingan :
Persaingan ekonomi : timbul lantaran terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
Persaingan kebudayaan : sanggup menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
Persaingan dalam batas-batas tertentu sanggup mempunyai beberapa fungsi :
Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa medapat sentra perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
Sebagai alat menyaring para warga golongan karya (”fungsional”)
2.            Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan kontradiksi atau pertikaian. Bentuk kontraversi berdasarkan Leo von Wiese dan Howard Becker ada 5 : yang umum meliputi perbuatan ibarat penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana, yang sederhana ibarat menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dst. yang intensif, penghasutan, membuatkan desas desus yang mengecewakan pihak lain, yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat. yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain yakni memaksa pihak lain beradaptasi dengan kekerasan, provokasi, intimidasi, dst.
Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
1. Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat
2. Kontraversi seks : menyangkut kekerabatan suami dengan istri dalam keluarga.
3. Kontraversi Parlementer : kekerabatan antara golongan lebih banyak didominasi dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut kekerabatan mereka di dalam forum legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.
Tipe Kontravensi :
Kontravensi antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk :
1. Kontavensi antarmasyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle)
2..   Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity struggle)
3. Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan contohnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut sanggup mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu kontradiksi atau pertikaian.
Sebab musabab kontradiksi yakni :
1. Perbedaan antara individu.
2. Perbedaan kebudayaan.
3. Perbedaan kepentingan.
perubahan sosial.
Pertentangan sanggup pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya kontradiksi merupakan mengambarkan bahwa fasilitas yang sebelumnya telah tercapai.
Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:
1. Pertentangan pribadi
2. Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menjadikan pertentangan
3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan lantaran adanya perbedaan kepentingan
4. Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
5. Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara
Akibat-akibat bentuk pertentangan:
1. Tambahnya solidaritas in-group.
Apabila kontradiksi antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, jadinya yakni sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
2. Perubahan kepribadian para individu.
3. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
4. Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Arti Interaksi Sosial artinya melibatkan kedua belah pihak..
Faktor-faktor interaksi sosial antara lain
à.Imitasi : tindakan sosial menggandakan sikap,tindakan,tingkah laris atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan.
bSugesti : proteksi imbas atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain.
cIdentifikasi : kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan oranglain. Simpati : suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Syarat-syarat interaksi sosial antara lain
kontak :kata kontak berasal dari con atau cum yang artinya bantu-membantu dan kata tango yang artinya menyentuh.jadi secara harfiah kontak berarti saling menyentuh. Wujud kontak sosial dibedakan menjadi tiga antara lain
à kontak antarindividu pola kontak antara anak dan orang tuanya,kontak antara siswa dan siswa lainnya.
b kontak antar kelompok pola kontak antara dua perusahaan dalam kekerabatan bisnis.
cKontak antara individu dan suatu kelompok pola kontak antara seorang calon anggota dan para anggota organisasiyang akan dimasukinya.
Kontak sosial eksklusif dan tidak eksklusif anatar lain kontak primer yaitu kekerabatan timbal balik yang terjadi secara langsung.
kontak sekunder yaitu kontak sosial yang memerlukan pihak ketigasebagai media untuk melaksanakan kekerabatan timbal balik.
B.Bentuk-bentuk Interaksi sosial (association processes)
A.kerja sama :suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok uintuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk kerjasama antara lain kolaborasi impulsif yaitu kerjasama yang terjadi secara serta-merta. kolaborasi eksklusif yaitu kolaborasi sebagai hasil dari perintah atasan kepada bawahan atau pengusaha teerhadap rakyatnya.
Kerja sama kontrak yaitu kolaborasi atas dasar syarat-syarat ketetapan tertentu yang disepakati bersama.
B.Akomodasi
proses penyesuaian diri dari orang-perorangan . Bentuk fasilitas antara lain
koersi : suatu bentuk fasilitas yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lemah .contoh sistem pemerintahan totalitarian.
kompromi : suatu bentuk fasilitas ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan supaya tercapai suatu penyelesaian.
C.Asimilasi
dasarnya merupakan perubahan yang dilakukan secara sukarela,yang umum pada dimulai dari penggunaan bahasa. Syarat asimilasi antara lain
terdapat sejumlah kelompok yang mempunyai kebudayaan berbeda.
terjadi pergaulan antaindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
Faktor pendorong asimilasi antara lain
Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan.
kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
kesediaan menghormati dan menghargai orang abnormal dan kebudayaan yang dibawanya.
Faktor penghalang asimilasi antara lain kelompok yang terisolasi atau tersaing (biasanya kelompok minoritas). kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan gres yang dihadapi.
D.Akulturasi
proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan abnormal menjadi belahan dari kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan asing.
2.Proses disosiatif (opposition processes)
A. persaingan (competition) : merupakan suatu proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu.
Fungsi persaingan antara lain Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama-sama menuntut dipenuhi,padahal sulit dipenuhi semuanya secara serentak.
B. Kontarvensi
Bentuk kontravensi berdasarkan leopold vin wiese dan howard becker antara lain
kontravensi umum contohnya penolakan Kontarvensi sederhana.misalnya menyangkal pernyataan orang didepan umum.
C,pertikaian
perselisihan terbuka.
D.Konflik
persilisihan sederhana. Faktor penyebab konflik antara lain
perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
perbedaan kepentingan anatara individu dan kelompok diantaranya menyangkut bidang ekonomi,politik,dan sosial.
Macam konflik antara lain Konflik antara atau dalam peranan sosial,misalnya antar kiprah dalam keluarga dan profesi. Konflik antara kelompok-kelompok sosial Akibat konflik antara lain Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
Akibat konflik antara lain meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain. keretakan kekerabatan antara anggota kelompok,misalnya tanggapan konflik antarsuku.
3.2. Saran
Dalam kehidupan insan di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai insan yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup mustahil sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok supaya terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek
Hermawan, Ruswandi dan Kanda Rukandi. (2007). Perspektif Sosial Budaya. Bandung: UPI PRESS
Hermawan, Ruswandi dkk. (2006) . perkembangan masyarakat dan Budaya. Bandung : UPI PRESS
Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai
Dr. Duddy Mulyawan’s Site
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0705/10/humaniora/3522042.htm


Demikianlah Artikel Interaksi Sosial Masyarakat

Sekianlah artikel Interaksi Sosial Masyarakat kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Interaksi Sosial Masyarakat dengan alamat link https://zonaedukasiterpadu.blogspot.com/2012/12/interaksi-sosial-masyarakat.html

0 Response to "Interaksi Sosial Masyarakat"

Posting Komentar