Judul : Tata Cara Menulis Karya Ilmiah Dan Jenis-Jenisnya
link : Tata Cara Menulis Karya Ilmiah Dan Jenis-Jenisnya
Tata Cara Menulis Karya Ilmiah Dan Jenis-Jenisnya
MAKALAH KARYA ILMIAH
DOSEN PEMBIMBING
DR. HASNAH FAIZAH.AR, S.Pd,M.Hum
DISUSUN OLEH
R. SAHRONI
(NIM: 10851001733)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUSQA RIAU
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
TEKNIK INFORMATIKA
2008/2009
Karya ilmiah
Karya ilmiah (scientific paper) ialah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Jenis-jenis karya ilmiah
Secara umum karya ilmiah sanggup dikelompokkan menjadi 6 pecahan :
1. Skripsi
2. Tesis
3. Disertasi
4. Makalah
5. Artikel
6. Laporan Penelitian
Skripsi, tesis dan disertasi merupakan karya ilmiah dalam suatu bidang studi mahasiswa kegiatan sarjana, magister dan doktor. Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menuntaskan kegiatan studi di suatu perguruan tinggi. Skripsi, tesis dan disertasi yang ditulis sanggup menurut hasil penelitian lapangan, hasil kajian pustaka, kajian numerik, kajian analitik, ataupun hasil pengembangan suatu teknologi.
Sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada, yang membedakan ketiga bentuk karya ilmiah tersebut sanggup dilihat aspek kuantitatif dan kualitatif. Tugas sarjana merupakan kelompok karya ilmiah. Nama yang digunakan ini menyesuaikan nama mata kuliah yang menauinginya. Dari aspek kuantitatif, disertasi lebih berat bobot akademiknya dibandingkan dengan tesis. Tesis lebih berat bobot akademiknya dibandingkan dengan skripsi. Pembandingan ini juga sangat sulit diberikan pada jenis karya ilmiah yang berbeda jauh topik ataupun antar bidang yang berbeda. Oleh lantaran itu perbedaan dari aspek kualitatif juga harus dilihat. Aspek kualitatif sanggup dilihat dari aneka macam aspek permasalahan, aspek kajian pustaka, aspek metodologi, aspek hasil penelitian, dan aspek kemandirian berpikir dalam penyelesaian masalah. Aspek kualitatif ini perlu dilibatkan dalam membandingkan ketiga jenis karya ilmiah akademik tersebut. Laporan kiprah sarjana merupakan salah satu bentuk karya ilmiah yang sanggup dimasukkan dalam kelompok skripsi. Isi kiprah sarjana sanggup penelitian lapangan dan industri, perancangan sistem, pembuatan peralatan, penelitian ilmu dasar, berupa sistematika penulisan dan cakupan goresan pena karya ilmiah ini sangat tergantung pada judul karya ilmiah tersebut. Isi kiprah sarjana ditekankan pada penemuan gres ataupun keoriginalan karya ilmiah yang dituangkan dalam laporan kiprah sarjana. Untuk kiprah sarjana bertemakan perihal perancangan alat, mahasiswa diwajibkan untuk menyitir minimal dua buah paten untuk memastikan alat yang dirancang tidak melanggar paten, atau untuk memastikan apakah alat yang dibentuk sanggup dipatenkan. Paten sanggup disitir melalui internet atau sumber-sumber lainnya. Sedangkan kiprah sarjana yang bertemakan ilmu dasar, ulasan perihal penelitian sebelumnya ataupun informasi mutakhir yang terkait wajib disintir dari aneka macam pustaka baik itu publikasi cetak ataupun website. Etika dan kode etik yang lazim ditumbuhbudayakan dalam penulisan karya ilmiah harus diikuti. Hak cipta dan paten dari segi aturan harus diikuti dan difahami dengan baik. Penulis harus memahami etika penulisan karya ilmiah secara baik. Kode etik ialah norma-norma yang telah diterima dan diakui oleh masyarakat dan citivitas akademik perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perijinan terhadap materi yang digunakan, dan penyebutan sumber data ataupun informan.
Bahasa dan Tanda Baca
Bahasa goresan pena sanggup dimengerti dengan baik bila kalimat-kalimat yang telah ditulis sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Tanda baca berperan penting dalam bahasa tulisan. Tanda baca yang tidak lengkap sanggup menjadikan isi goresan pena sulit dimengerti. Oleh lantaran itu perlu dibahas aturan-aturan penulisan tanda baca, kata-kata serta judul-judul yang menjadi materi dalam goresan pena tersebut.
1. Penulisan tanda baca
Tanda baca titik (.), titik dua (:), titik koma (;), tanda seru (!), persen (%), dan tanda tanya (?) diketik rapat dengan karakter yang mendahuluinya.
* Penulisan tanda baca yang tidak baku
Jumlahnya sekitar 10 %
* Penulisan tanda baca yang baku
Jumlahnya sekitar 10%.
Tidak ada spasi (jarak) antara kata di dalam kurung dengan tanda kurung dan tanda kutip.
* Penulisan tanda baca yang tidak baku
Kesalahan ( error ) sanggup diabaikan.
* Penulisan tanda baca yang baku
Kesalahan (error) sanggup diabaikan.
Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil(<), tambah (+), kurang (-), kali (x), dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudahnya. * Penulisan tanda baca yang tidak baku P=0,01 S:T=Y A>B C B C < G
A + B = C
2. Penulisan Kata
Penulisan kata sanggup dikelompokkan atas kata dasar, kata turunan, kata ulang, kata gabungan, kata depan, partikel, dan kata ganti.
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis satu kesatuan.
Contoh:
Buku ini buku baru
Kelas itu penuh sesak
Siswa sedang makan nasi
2. Kata Turunan
Kata turunan ialah kata dasar yang telah berubah lantaran mendapat imbuhan baik itu awalan, sisipan, dan akhiran. Kata dasar tersebut telah dirangkai dengan imbuhan-imbuhan itu.
Contoh:
berkembang biak
melipatgandakan
memberitahukan
berwisata
belajar
beri tahukan
merindukan
pascasarjana
dasawarsa
dwiwarna
3. Kata Ulang
Bentuk kata ulang harus ditulis lengkap dengan kata hubung. Contoh: pura-pura, mata-mata, hura-hura, mondar-mandir, sayur-mayur, undang-undang, kupu-kupu, lauk-pauk.
4. Kata Depan
Kata depan, di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam campuran kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ibarat kepada dan daripada.
Contoh:
Ibu pergi ke Bandung
Paman tiba dari Bali
Kakak tiba di Singapura
5. Kata Ganti
Kata ganti ku dan kamu ditulis serangkai dengan kata-kata yang mengikutinya. –ku, –mu dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Bukuku dan bukumu tertinggal di meja perpustakaan. Apa pun yang kaumiliki tidak sanggup dipinjam.
6. Partikel
Partikel –lah, –kah, –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Marilah kita berangkat ke kampus.
Siapkah yang menang dalam pertandingan nanti?
Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya kecuali untuk kata-kata yang telah dianggap terpadu benar ibarat meskipun, adapun, kendatipun, maupun, sungguhpun, andaipun, biarpun, bagaimanapun, dan kalaupun.
Contoh:
Dia pun mengetahui sindikat tersebut.
Mobil-mobil besar pun diijinkan melewati jalan ini.
3. Penulisan Judul
Penulisan judul yang umum digunakan dalam penulisan karya ilmiah sangat penting untuk diuraikan di sini. Dengan demikian keseragaman dalam goresan pena karya ilmiah yang diatur dengan panduan ini sanggup diperoleh.
1. Judul Bagian dan Sampul Depan Laporan
Judul Bagian ditulis dengan gaya penulisan semua karakter kapital. Bila terdiri atas beberapa baris, maka baris pertama paling panjang dan baris berikutnya lebih pendek serta ditulis dengan gaya di tengah-tengah.
Contoh:
PENGEMBANGAN MESIN PENDINGIN HEMAT ENERGI
STUDI TEKNO EKONOMI DALAM PERANCANGAN MESIN
2. Judul Bab
Judul pecahan ditulis dengan gaya penulisan karakter pertama kapital kecuali partikel atau kata depan.
Contoh:
Bab III
Prosedur Optimasi dan Formulasi
Bab I
Pendahuluan
Bab IV
Pengujian dan Analisis
3. Judul Subbab
Judul pecahan juga ditulis dengan gaya penulisan karakter pertama kapital kecuali partikel atau kata depan.
Contoh:
Subbab pada Bab II
2.2 Ulasan Singkat Penelitian Terdahulu
2.3 Prinsip Dasar
Subbab pada Bab III
3.3 Metode Optimasi dan Parameter Studi
3.4 Penurunan Formulasi dan Pemrograman
4. Penyingkatan Kata
Tulis penuh semua kependekan seperti: dan lain lain, dan sebagainya, dan seterusnya (bukan ditulis dengan cara ini: dll., dsb., dst.). Penyingkatan suatu istilah sanggup diberlakukan, bila memang istilah tersebut panjang dan terlalu sering muncul dalam teks. Untuk penyingkatan ini, kepanjangan istilah tersebut harus dimuculkan pertama kali saat istilah tersebut pertama kalinya disebutkan dalam teks.
5. Penggunaan dan Penulisan Istilah Asing
Sesuai dengan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, istilah-istilah keilmuwan ataupun teknik yang telah dibakukan sebaiknya digunakan dengan benar. Istilah-istilah aneh yang sudah punya pandaan dalam bahasa Indonesia, sebaiknya penggunaan istilah Indonesia yang diutamakan.
Sitematika Karya Ilmiah
Sistematika suatu karya ilmiah sangat perlu diubahsuaikan dengan sistematika yang diminta oleh media publikasi (jurnal atau majalah ilmiah), alasannya ialah bila tidak sesuai akan sulit untuk dimuat. Sedangkan suatu karya ilmiah tidak ada artinya sebelum dipublikasi. Walaupun ada keragaman seruan penerbit perihal sistematika karya ilmiah yang akan dipublikasi, namun pada umumnya meminta penulis untuk menjawab empat pertanyaan berikut: (1) Apa yang menjadi masalah?; (2) Kerangka teladan teoretik apa yang digunakan untuk memecahkan masalah?; (3) Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk memecahkan problem itu?; (4) Apa yang ditemukan?; serta (5) Makna apa yang sanggup diambil dari temuan itu?
Paparan perihal apa yang menjadi problem dengan latar belakangnya biasanya dikemas dalam pecahan Pendahuluan. Paparan perihal kerangka teladan teoretik yang digunakan dalam memecahkan problem umumya dikemukakan dalan pecahan dengan judul Kerangka Teoritis atau Teori atau Landasan Teori, atau Telaah Kepustakaan, atau label-label lain yang semacamnya. Paparan mengenai apa yang dilakukan dikemas dalam pecahan yang seringkali diberi judul Metode atau Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan Metode. Jawaban terhadap pertanyaan apa yang ditemukan umumnya dikemukakan dalam pecahan Temuan atau Hasil Penelitian. Sementara itu paparan perihal makna dari temuan penelitian umumnya dikemukakan dalam pecahan Diskusi atau Pembahasan. Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku, atau harga mati. Sistematika karya ilmiah sangat bergantung pada tradisi masarakat keilmuan dalam bidang terkait, jenis karya ilmiah (makalah, laporan penelitian, skripsi). Dalam suatu karya ilmiah yang memiliki tingkat keformalan yang tinggi, ibarat contohnya skripsi, sistematika penulisan lebih baku, dan beberapa paparan lainnya sering diminta dari mahasiswa, ibarat seolah-olah Kesimpulan dan Rekomendasi (Saran-Saran) pada pecahan akhir, atau Kata Pengantar pada pecahan awal.
Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman informasi yang ada dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya. Abstrak yang ditulis secara baik memungkinkan pembaca mengenali isi dokumen lengkap secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi dokumen sesuai dengan bidang minatnya, sehingga dokumen tersebut perlu dibaca lebih lanjut.
Abstrak sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam satu atau dua paragraf), menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup penelitian/pengkajian, metode yang digunakan, rangkuman hasil, serta kesimpulan yang ditarik.
Dalam tradisi pendidikan tinggi dalam bidang sains, kegiatan praktikum menjadi pecahan penting dari kegiatan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh pentingnya peranan kegiatan praktikum dalam menyebarkan kompetensi jago sains. Praktikum menjadi wahana untuk: (1) Pemantapan pengetahuan teoretis yang telah dipelajari; (2) Pengembangan keterampilan menggunakan peralatan-peralatan standar laboratorium sains; (3) Pembinaan perilaku ilmiah dalam bekerja di laboratorium sains; dan (4) Pengembangan kemampuan menulis laporan kegiatan laboratorium. Kombinasi antara pemahaman yang besar lengan berkuasa aspek-aspek teoretis, kemampuan merancang eksperimen/penyelidikan untuk memecahkan problem dengan mengaplikasikan pengetahuan teoretik tadi, keterampilan bekerja di laboratorium, serta kemampuan menulis laporan sehingga layak dipublikasi, merupakan unsur-unsur penting dari kompetensi seorang ilmuwan. Seperti halnya karya ilmiah lainnya, laporan praktikum mesti memenuhi kriteria: (1) Nalar (logic); (2) Kejelasan (clarity); dan (3) Presisi (precision). Dalam kaitan ini kecermatan berbahasa dalam menulis laporan sangat penting peranannya, lantaran faktor ini sanggup menciptakan suatu laporan memenuhi tiga kriteria tadi. Perlu diingat bahwa sebuah laporan praktikum ialah wahana penyampaian pesan dari mahasiswa sebagai komunikator kepada pembaca laporan itu (dosen dan mahasiswa lain) tentang: (1) Masalah apa yang diselidiki; (2) Pengetahuan teoretis apa yang dijadikan landasan bagi penetapan prosedur/metode penyelidikan: (3) Apa yang dilakukan untuk pengumpulan data dan informasi; (4) Data apa yang terkumpul dan temuan apa yang dihasilkan dari analisis data; (5) Pembahasan (diksusi) perihal hasil yang diperoleh, khususnya mengenai implikasi temuan ; (6) Kesimpulan apa yang sanggup ditarik.
Sesuai dengan fungsi laporan praktikum yang dikemukakan di atas, laporan praktikum umumnya terdiri atas komponen-komponen: (1) Tujuan, yang memaparkan permasalahan apa yang akan diselidiki; (2) Teori, yang memaparkan konsep dan prinsip yang melandasi penyelidikan yang dilakukan; (3) Alat dan bahan, yang merupakan paparan perihal jenis alat dan materi yang dipakai, baik nama maupun ukuran. Apabila alat ukur elektronik tertentu dipergunakan, hendaknya disertakan brand dan nomor serinya. Bahan kimia perlu dilaporkan dengan konsentrasinya (bila larutan) dan kemurniannya (bila zat murni); (3) Prosedur percobaan, yang memaparkan tahap-demi tahap yang dilakukan; (4) Hasil Percobaan, yang mengungkapkan data yang telah ditabulasi, hasil analisis data, baik secara statistik maupun tidak, serta temuan-temuan penting percobaan sebagai hasil analisis data; (5) Pembahasan, yang mengungkapkan rasionalisasi (penjelasan yang masuk akal) terhadap aneka macam temuan yang menarik, contohnya perbedaan antara prediksi teoretis dengan realita yang diamati; (6) Kesimpulan, sebagai pernyataan singkat yang mengungkapkan hasil penyelidikan secara menyeluruh.
Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya ilmiah lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar sanggup ditelusuri orang lain penulisan karya ilmiah rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul karya ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya. Tata cara penulisan daftar pustaka perlu juga memperlihatkan arahan apakah karya ilmiah yang dirujuk itu berupa buku, jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak dipublikasi, dokumen Web, dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk menuliskan daftar pustaka. Namun demikian terdapat banyak versi tata cara penulisan daftar pustaka, bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat keilmuan dalam masing-masing bidang. Tata cara penulisan daftar pustaka yang disarankan dalam “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” di UPI diadopsi sebagian besar dari tata cara yang ditetapkan “American Psychological Association (APA)”. Tata cara ini berbeda dengan yang ditetapkan oleh American Chemical Sosiety, yang keduanya juga berbeda dari tata cara yang ditetapkan oleh Chemical Society of Japan (CJS). Namun, untuk penulisan karya ilmiah dalam konteks pendidikan di UPI, mahasiswa diwajibkan mengikuti aliran yang ditetapkan UPI. Tata cara apapun sanggup saja digunakan asalkan pemakaiannya konsisten. Namun demikian apabila karya ilmiah kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu, kita harus mengikuti keadaan dengan tata cara penulisan daftar pustaka yang ditetapkan oleh redaksi jurnal tersebut.
Kerangka teladan penyusun karya ilmiah
Kerangka teladan ini dimaksudkan sebagai pegangan pokok dalam penyusunan karya ilmiah. Kerangka teladan ini dimaksudkan sebagai aliran umum yang di dalamnya memuat informasi pokok berikut penjelasannya yang wajib diperhatikan oleh akseptor seleksi dalam menyusun karya ilmiah. Kegagalan untuk memenuhi seluruh atau sebagian dari elemen kunci yang terkandung dalam kerangka teladan ini akan berakibat pada pengurangan nilai.
Penulisan buku Daftar Acuan (References) dan Daftar Pustaka (Bibliography) dalam Makalah ilmiah, Skripsi, Tesis dan disertasi.
Dewasa ini banyak sumber informasi yang sanggup digunakan untuk menulis goresan pena ilmiah dalam majalah ilmiah, skripsi, tesis dan disertasi yang tidak hanya terbatas dari sumber informasi dari buku atau laporan saja, tetapi juga dari internet, surat kabar, laporan lembaga, tesis/disertasi orang lain atau dari sumber kedua yang dikutip oleh seorang penulis, dan sebagainya.
Pedoman baku yang pertama ialah bahwa semua informasi yang bukan dari hasil penelitian sendiri harus dikutip sumber di mana informasi itu diperoleh dan dimasukkan dalam Daftar Acuan (Reference List, References) pada simpulan tulisan. Kaidah ini mendidik diri kita biar jujur dalam menulis ilmiah.
Perbedaan antara Daftar Acuan dan Daftar Pustaka
Dalam laporan penelitian, penulisan dalam majalah, tesis dan disertasi hanya digunakan Daftar Acuan, yaitu informasi yang diacu dari sumber lain, yang dimanfaatkan dalam penelitian dan dikutip (cited) baik esensinya maupun statement lengkapnya dalam teks penulisan tesis/disertasi atau laporan penelitian. Penulis dari sumber informasi yang diacu ini harus tercatat dalam Daftar Acuan pada halaman terakhir dari penulisannya.
Sedangkan Daftar Pustaka ialah daftar bacaan yang disarankan untuk dibaca dan tidak diacu dalam tulisan, dalam tesis/disertasi/laporan, tetapi sekedar untuk memperluas wawsan bagi mereka yang ingin mengetahuinya lebih lanjut. Daftar Pustaka tidak disarankan dalam penulisan laporan penelitian, skripsi, tesis dan disertasi. Maksudnya tentu biar penelitian, skripsi, tesis dan disertasi memanfaatkan.
Pedoman mengutip sumber informasi dalam teks
1. Kutipan (Citation)
Jika dalam text (tulisan) Anda mengutip informasi, pandangan maupun pendapat sesorang penulis lainnya, maka nama penulis dicantumkan dengan tahun publikasinya dalam tanda kurung. Nama penulis ini harus masuk dalam Daftar Acuan .
Contoh:
“….focus penelitian Dahuri (1983) pada pemberdayaan masyarakat………”
Kalau nama tidak digunakan dalam teks, tetapi mengacu kepada goresan pena penulisnya, maka nama dan tahun dari goresan pena ditulis dalam kurung pada simpulan kalimat.
Contoh:
Pemberdayaan masyarakat ialah suatu cara terbaik dalam pengelolaan wilayah pesisir secara lestari (Dahuri 1996).
Jika lebih dari satu penulis, maka contoh-contoh di atas ditulis sebagai berikut:
Contoh:
“……Brown and Biven (1977) menekankan pada aspek etika……”
Jika lebih dari dua penulis, maka ditulis sebagai berikut:
Contoh:
“……. …. Bock et al. (1989) meneliti gerakan tektonik di Sumatera dengan cara pengamatan GPS….”
Jika nama-nama penulis tidak dicantumkan dalam teks, maka teladan dilakukan pada simpulan kalimat.
Contoh:
“……………….propagasi gelombang elektromagnetik (Pibram et al. 1984).”
Dapat teladan kita lebih khusus lagi dengan mencantumkan halaman di mana kutipan itu berada. Dapat ditulis sebagai berikut:
Contoh:
“…… (Valenstein 1983, pp.284-289) ……………..” atau
“………………………………. (McCaffery et al. 1990, hal. 29)”
Kalau dalam goresan pena kita hanya menggunakan satu teladan saja, dan setiap kali teladan itu digunakan dalam teks, ada baiknya kita menulis nomor halaman yang kita kutip biar tidak membosankan.
Contoh:
Permasalahan yang paling serius di lingkungan perairan Australia ialah penurunana kualitas air (Australia’s Ocean Policy 2001)
Penerapan dari undang-undang Pemukiman Lepas Pantai ditetapkan dalam bulan Februari 1983 (Australia’s Ocean Policy 2001)
Negara persemakmuran juga sanggup melaksanakan pengaturan dengan memperlihatkan imbas terhadap permasalahan internasional (Australia’s Ocean Policy 2001)
Ada baiknya teladan yang sama digunakan dalam aneka macam kalimat diberi perhiasan halaman di mana kutipan tersebut diacu.
Contoh:
“Permasalahan………………….” (Australia’s Ocean Policy, hal. 35-36)
“Penerapan …………… ………” (Australia’s Ocean Policy, hal. 76)
“Negara persemakmuran …………….” (Australia’s Ocean Policy, hal. 157)
2 Kutipan dari beberapa Acuan
Semua teladan sanggup ditulis dalam teks dengan menggunakan satu tanda kurung dibatasi dengan semi-kolom.
Contoh:
(Brown 1878; Gordon 1975; Meares 1967; Pribram et al. 1974; Thorne 1972)
3. Sumber kedua
Umumnya kita tidak membaca sumber aslinya tetapi membaca dari sumber lainnya (sumber kedua) yang mengutip sumber aslinya
Contoh:
Dalam (Dahuri et al. 1996) ada kutipan sebagai berikut pada halaman 11:
“Seringkali keterpaduan yang diartikan sebagai koordinasi antara tahapan pembangunan di wilayah pesisir dan lautan yang meliputi: pengumpulan dan analisis data, perencanaan, implementasi dan kegiatan konstruksi (Sorensen dan McCreary 1990)”
Bagi Dahuri, cs buku Sorensen cs ialah sumber pertamanya. Bagaimana kita yang tidak memiliki bukunya Sorensen cs, tetapi ingin mengutip statemen di atas, yang ada dalam bukunya Dahuri cs. Bagaimana teladan ini masuk dalam teks Anda. Sumber pertama kita ialah Dahuri et al., dan tidak membaca bukunya Sorensen dan McCreary, maka ditulis dalam teks Anda sebagai beri
“ ……suatu studi oleh Sorensen & McCreary (1990) (dikutip dalam Dahuri, et al. 1996, halaman 11), menyampaikan ….” atau
“……. Suatu studi oleh Sorensen & McCreary (1960), dalam Dahuri, et al. (1996), menyampaikan ………
Beberapa kesalahan yang sering terjadi pada penulisan ilmiah
1. Kesalahan Struktur
Ada beberapa kesalahan yang sesekali muncul,seperti:
• tidak ada daftar isi, daftar gambar, dan daftar tabel
• pecahan pendahuluan dan teori-teori pendukung terlalu banyak ditampilkan sehingga mendominasi buku laporan/thesis.
2. Penulisan Bagian Abstrak
Abstrak merupakan rangkuman dari isi goresan pena dalam format yang sangat singkat . Untuk itu isi dari aneh tidak perlu “berbunga-bunga” dan berpanjang lebar dengan latar belakang, cukup pribadi kepada pada dasarnya saja. Memang sebuah kesulitan yang dihadapi bagaimana caranya merangkumkan semua dongeng menjadi satu halaman.
3. Penulisan Bagian Kesimpulan
Sebuah kesimpulan ialah pernyataan yang sanggup dibuktikan dalam penelitian, dengan kata lain pernyataan itu tidak bisa muncul tiba-tiba pada pecahan kesimpulan tanpa pembuktian.
Contoh:
Program (software) ini berjalan lebih cepat pada computer Pen-tium IV dengan kecepatan 1GHz, dibandingkan bila didijalankan di computer Pentium II dengan kecepatan 233MHz.
Dalam contoh diatas, bila tidak membandingkan kegiatan dengan kedua jenis komputer tersebut maka kita dilarang menuliskannya dalam kesimpulan.
4. Menuliskan istilah asing
5. Mengutip
6. Menuliskan Daftar Pustaka
7. dan lain-lain.
Bentuk dan Format Tugas Sarjana
1. Bagian Utama Laporan
Laporan kiprah sarjana disusun dengan kerangka penulisan yang sanggup memuat hal-hal utama dan ini sangat tergantung pada topik kiprah sarjana tersebut. Adapun bagian-bagian yang harus ada dalam laporan kiprah sarjana adalah:
a) Halaman Judul (bentuk sesuai template)
b) Lembar Pengesahan (bentuk sesuai template)
c) Abstrak dalam bahasa Indonesia (bentuk sesuai template)
d) Abstrak dalam bahasa Inggris (bentuk sesuai template)
e) Kata Pengantar
f) Daftar Isi
g) Daftar Notasi atau Simbol
h) Daftar Gambar
i) Daftar Tabel
j) Isi Laporan dengan contoh sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, sanggup meliputi: Latar Belakang: berisikan uraian apa dan mengapa topik yang dipilih tersebut memiliki arti yang penting. Identifikasi masalah: masalah-masalah yang mungkin timbul dari topik yang dipilih. Tujuan: merumuskan tujuan utama dari problem telah dipilih. Manfaat: kegunaan dari hasil yang diharapkan. Batasan Masalah: menentukan problem dari kemungkinan yang
ada serta serta argumentasi. Sistematika Penulisan
Bab II Tinjauan Pustaka, sanggup meliputi: Teori Dasar dan ulasan penelitian-penelitian yang ada dan kajian pustaka terkait dengan topik Tugas Sarjana.
Bab III Peralatan dan Prosedur Pengujian atau Prosedur Optimasi atau Formulasi dan Optimasi.
Bab IV Hasil dan Analisis serta Diskusi, berisikan hasil-hasil yang terkait dengan parameter studi dan tujuan dari Tugas Sarjana serta analisis-analisis lebih lanjut terhadap hasil hasil-hasil tersebut.
Bab V Kesimpulan dan Saran, berisikan kesimpulan menyeluruh dari hasil serta saran-saran untuk perbaikan atau aspek lain yang perlu dikaji lebih lanjut. Isinya harus sesuai tujuan pada pecahan pendahuluan dan analisis serta diskusi yang telah diuraikan dalam pecahan sebelumnya.
Daftar Pustaka ialah lampiran (contoh perhitungan, list kegiatan utama, data mentah, foto pengujian, disket/CD ROM, data lain yang dianggap perlu).
2. Beberapa Penjelasan Bagian Laporan
Berikut ini diberikan beberap klarifikasi terkait dengan bagian-bagian dalam laporan yang masih belum dijelaskan pada sub pecahan sebelumnya.
1. Abstrak
Abstrak ditulis dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstrak memuat inti sari kiprah sarjana mencakup pendahuluan atau latar belakang masalah, metode penyelesaian problem dan diakhir dengan hasil-hasil utama kiprah sarjana. Dalam susunan penjilidan, aneh bahasa Indonesia ditulis terlebih dahulu kemudian disusul dengan aneh bahasa Inggris.
2. Kata Pengantar
Bagian ini ialah cita-cita dari penulis terhadap karya kiprah sarjananya serta ucapan terima kasih yang disampaikan penulis. Bahasa yang
digunakan untuk pecahan ini harus bahasa formal.
3. Daftar Isi
Berisikan isi kiprah sarjana, dimulai dengan kata pengantar, daftar isi, daftar simbol, daftar tabel, daftar gambar, bab-bab dari isi kiprah sarjana, daftar pustaka, dan lampiran.
4. Daftar Pustaka
Berisi pustaka-pustaka yang dijadikan rujukan selama mengerjakan kiprah sarjana. Cara penyusunan pustaka-pustaka dalam daftar pustaka mengikuti aturan dengan penimoran. Semua pustaka-pustaka yang disintir di dalam karya kiprah sarjana harus masuk dalam daftar pustaka ini.
5. Lampiran
Sistematika penomoran bagian-bagian isi dalam lampiran mengikuti aturan penomoran tersendiri. Bila lampiran sanggup dikelompokkan, maka lampiran sanggup diberi nama lampiran A, kemudian lampiran B, lampiran C dan seterusnya. Bila ada tabel ataupun gambar dalam lampiran tersebut, misalkan tabel ada dalam lampiran A, tabel diberi nomor Tabel A.1, Tabel A.2, dan seterusnya. Demikian juga untuk penomoran gambar, bila ada dalam lampiran B, maka diberi nama Gambar B.1, Gambar B.2, dan seterusnya. Tata letak dan penyajiannya sanggup mengikuti pembahasan yang diberikan pada Bab IV.
3. Perujukan dan Penulisan Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisikan nama-nama rujukan yang benar-benar menjadi teladan dalam penulisan ataupun pengerjaan kiprah sarjana. Pustaka ini sebaiknya dirujuk ataupun diulas dalam deskripsi kiprah sarjana tersebut. Secara umum penulisan daftar pustaka sanggup dibedakan atas 2 yaitu penulisan dengan nomor urut dan penulisan dengan urutan alfabet nama penulis. Dengan pertimbangan bentuk goresan pena yang lebih kompak dan gampang dilacak pustaka yang disintir dalam kiprah sarjana, perujukan dalam kiprah sarjana diseragamkan dengan cara penulisan menggunakan nomor urut. Daftar pustaka ditulis dengan urutan nama pengarang/penulis, judul buku/artikel, nama jurnal, halaman, tahun penerbitan. Pengurutan pustaka sanggup didasarkan pada sistem alfabet nama penulis atau penomoran. Urutan penomoran dimulai dari pustaka yang lebih awal dirujuk dan kemudian diikuti dengan pustaka yang dirujuk berikutnya. Untuk pustaka dengan pengurutan menurut penomoran, semua nama penulis ditulis sesuai dengan aslinya (susunannya tidak dibalik). Susunan nama orisinil yang dimaksud ialah susunan nama yang mengikuti pengelompokan umum terdiri atas: first name, middle name, dan last name (family name). Susunan nama penulis ini sangat tergantung dari budaya atau asal negara ataupun kawasan dari penulis. Nama penulis yang merupakan nama pertolongan (given name). Nama pertolongan ini ditulis apa adanya dan kata yang terakhirnya dianggap sebagai last name-nya.
Perujukan terhadap pustaka dengan nama penulis dan tahun untuk pengurutan pustaka dengan sistem alfabet, dan nama penulis dan nomor urut pustaka untuk daftar pustaka pengurutan dengan penomoran. Sedangkan perujukan yang lebih menekankan substansinya maka pustaka ditulis diakhir kalimat dengan cara salah satu perujukan yang telah dipilih.
1. Perujukan dari Buku yang diterbitkan
Urutan penulisan data-data mengenai pustaka dari buku yang diterbitkan diawali dengan nama penulis yang ditulis dengan nama pertama, kedua dan nama
keluarga atau given name bila tidak memiliki nama keluarga. Nama pertama dan kedua sanggup disingkat. Nama penulis diakhiri dengan koma dan kemudian diikuti judul buku, nama penerbit dan diakhiri dengan tahun terbitan. Judul buku diketik dalam karakter miring. Edisi buku diletakkan setelah judul buku.
Contoh:
1. D. M. Bates dan D. G. Watts, Non Linear Regression Analysis and Its Applications, John Wiley & Sons, New York, 1988.
2. M. J. Moran dan H. N. Shapiro, Fundamentals of Engineering Thermodynamics, Edisi 3, John Willey & Sons, New York, 1996.
3. Steven C. Chapra and Raymond P. Canale, Numerical Method for Engineers, Edisi 4, McGraw-Hill, 2002.
4. E. P. Popov, Engineering Mechanics of Solids, Prentice Hall, Engelwood Cliffs, New Jersey, 1990.
5. W. D. Callister, Material Science and Engineering: An Introduction, Edisi 2, John Willey & Sons, 1991.
6. G. Takeshi Sato dan N. Sugiarto Hartanto, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Edisi 1, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1981.
2. Perujukan dari Buku yang telah diterjemahkan
Urutan penulisan data-data mengenai pustaka dari buku yang telah diterjemahkan diawali dengan nama penulis yang ditulis dengan nama pertama, kedua dan nama keluarga atau given name bila tidak memiliki nama keluarga. Nama pertama dan kedua sanggup disingkat. Nama penulis diakhiri dengan koma dan kemudian diikuti judul buku dalam bahasa terjemahannya, setelah itu diikuti kata “terjemahan” + nama penerjemah, nama penerbit dan diakhiri dengan tahun terbitan. Judul buku diketik dalam karakter miring. Edisi buku dan jilid buku diletakkan setelah judul buku.
Contoh:
1. J. L. Meriam dan L. G. Kraige, Mekanika Teknik – Statika, Jilid I, Versi SI, terjemahan Tony Mulia, Penerbit Erlangga, 1988.
2. E. P. Popov, Mekanika Teknik, terjemahan Zainul Astamar, Penerbit Erlangga, 1993.
3. Perujukan Artikel dari Jurnal
Urutan penulisan data-data mengenai pustaka berupa artikel atau makalah dalam jurnal diawali dengan nama penulis yang ditulis dengan nama pertama, kedua dan nama keluarga atau given name bila tidak memiliki nama keluarga. Nama pertama dan kedua sanggup disingkat. Nama penulis diakhiri dengan koma dan kemudian diikuti dengan judul tulisan, nama jurnal, nomor terbitan volume dan nomor jilid jurnal, halaman awal dan simpulan yang memuat artikel tersebut dan diakhiri dengan tahun terbitan. Nama jurnal diketik dalam karakter miring. Volume ditulis dengan karakter tebal, nomor jilid dari suatu volume ditulis di dalam tanda kurung setelah nomor volume. Nomor halaman diawali dengan tanda titik dua.
Contoh:
1. I M. Astina dan H. Sato, A Rational Helmholtz Fundamental Equation of State for Difluoromethane with an Intermolecular Potential Background, International Journal of Thermophysics, 24(4):963-990, 2003.
2. Sigit Y. Martowibowo dan B. Suharto, Metode Ultrasonik untuk Menentukan Arah Kristal Tunggal Berstruktur, Jurnal Teknik Mesin, 15(2):45-53, 2000. 3. D. B. Fogel, An Introduction to Simulated Evolutionary Optimization, IEEE Trans. on Neural Networks, 5(1):3-14, 1994.
4. J. W. Leach, P. S. Chappelear, dan T. W. Leland, Use of Molecular Shape Factors in Vapor-Liquid Equilibrium Calculations with the Corresponding States Principle, AIChE J., 14(4):568-576, 1968.
4. Perujukan Makalah yang Dipresentasikan
Urutan penulisan data-data mengenai pustaka dari makalah yang dipresentasikan diawali dengan nama penulis yang ditulis dengan nama pertama,
kedua dan nama keluarga atau given name bila tidak memiliki nama keluarga. Nama pertama dan kedua sanggup disingkat. Nama penulis diakhiri dengan koma dan kemudian diikuti dengan judul makalah, nama lembaga makalah tersebut dipresentasikan serta kota dan tanggal penyelenggaraan lembaga tersebut.
Contoh:
1. P. King, H. Mandair, C. Belton, H. Ho dan D. Copp, Modelling and Simulation Tools to Calibrate an Engine Management on Board Diagnostic System, dipresentasikan pada IEEE Seminar, London, 27 March 2000.
2. A. R. H. Goodwin, A. Fitt, K. Ronaldson, dan W. A. Wakeham, Micro Electro Mechanical System (MEMS) for the Measurement of Density and Viscosity, dipresentasikan pada 17-th European Conference on Thermophysical on Thermophysical Properties, Bratislava, Slovakia, 5-8 September, 2005.
5. Perujukan Makalah dalam Prosiding
Urutan penulisan data-data mengenai pustaka dari makalah yang dimuat dalam prosiding diawali dengan nama penulis yang ditulis dengan nama pertama,
kedua dan nama keluarga atau given name bila tidak memiliki nama keluarga. Nama pertama dan kedua sanggup disingkat. Nama penulis diakhiri dengan koma dan kemudian diikuti dengan judul tulisan, nama prosiding, halaman awal dan simpulan yang memuat artikel tersebut dan diakhiri dengan tahun terbitan. Nama jurnal diketik dalam karakter miring. Nomor jurnal diketik dengan karakter tebal, nomor terbitan volume dalam tanda kurung setelah nomor volume.
Contoh:
1. C. Sarin, I M. Astina, P. S. Darmanto, dan H. Sato, Thermodynamic Equation of State for Alternative Refrigerant of HC-600, prosiding Seminar Nasional Tahunan ke-4 Teknik Mesin, G2-Konversi Energi, hal. 37-42, Kuta Bali, 2005.
2. B. Fajar, Sularso, A. Suwono, Priyono, Labraga dan C. Tournier, Experimental Study of Wall Friction Structures from a Rotating Cylinder in Cross Flow, Proceeding of International Conference on Fluid and Thermal Energy Conversions, hal. 115-123, Bandung, 2000.
3. M. Fukushima, S. Ohotoshi, dan T. Miki, Thermodynamic Properties th
Measurements of HFC-32 and HFC-125, Proceeding of 19 Int. Cong. Refrig. IVa, hal. 207-214, Hague, 1995.
6. Perujukan Artikel dari Majalah
Untuk artikel yang diterbitkan dalam majalah, rujukannya ditulis mulai dengan nama penulis yang ditulis dengan nama pertama, kedua dan nama keluarga atau given name bila tidak memiliki nama keluarga. Nama penulis diikuti dengan judul artikel, batas halaman dan tanggal bulan tahun penerbitan yang memuat artikel tersebut. Bila nama penulis tidak dicantumkan dalam artikel tersebut, maka yang pertama dimulai dengan judul artikel. Nama majalah diketik dengan karakter miring.
Contoh:
1. Arnawa Widagda, NCP Removable Media: Media Penyimpan Massa Depan, Chip, hal. 70, Nopember-Desember 2001.
2. A. A. Hartanto, LBS Pemandu Yang Setia, Selular, hal. 58-59, Maret 2003.
3. Mengenal Teknologi Penunjang VAS, Selular, hal. 54-55, Maret 2003.
7. Perujukan Artikel ataupun Informasi dari Koran
Untuk artikel yang diterbitkan dalam koran, perujukannya yang ditulis dalam daftar pustaka dimulai dengan nama penulis yang ditulis dengan nama pertama, kedua dan nama keluarga atau given name bila tidak memiliki nama keluarga bila nama penulis disebutkan dalam koran tersebut. Nama penulis diikuti judul goresan pena dan nama koran serta tanggal pemuatannya. Nama media pemuat diketik dengan karakter miring.
Contoh:
1. N. Hamzah, Belajar dari Jepang Perihal Pengelolaan Sampah, Kompas, 19 Juni 2006.
2. Hendardi, Kepemimpinan Antikorupsi, Kompas, 15 Juni 2006.
3. Merawat Mobil Hibrida, Kompas, 16 Juni 2006.
8. Perujukan Artikel atapun Informasi dari Website
Untuk artikel yang diterbitkan lewat internet, penulisannya harus mencantumkan alamat lengkap situs yang memuat artikel tersebut. Urutan penulisan data-data mengenai pustaka berupa artikel atau makalah dalam jurnal ataupun artikel dalam majalah, penulisannya sama dengan terbitan dalam bentuk cetakan bila artikel tersebut jurnal ataupun majalah elektronik. Pada kesudahannya ditulis alamat lengkap Website dan tanggal aksesnya. Nama media jurnal ataupun majalah diketik dengan karakter miring.
Contoh:
1. P. Landon, An Introduction to Inflow Prevention, Pump and System, (Online), March 2006 (http://www.pump-zone.com/articles/An_Intro.pdf, diakses 9 Maret 2006).
2. A. Dwan, Paper Complexity and the Interpresentation of Conservation Research, Journal of the American Institute for Conservation,26(19):1987 (http://www.aic.stanford.edu/jaic/articles/jaic26-01-001.html, diakses 26 Juni 2006).
9. Perujukan Buku Manual yang Diterbitkan Perusahaan
Buku manual untuk peralatan juga merupakan pustaka yang penting untuk dimasukkan dalam daftar pustaka terlebih lagi bila buku ini dirujuk di dalam tulisan.
Contoh:
1. Tokyo Fatique Equipment, Fatique Rotating Bending Constant Amplitude Manuals, Tokyo Fatique Equipment, Ltd., Tokyo, 1992.
2. Trane, Air Conditioning Manual, La Crosse, Trane, Ltd., 1994.
10. Perujukan Buku dari Suatu Lembaga
Buku dari suatu lembaga juga sanggup dijadikan rujukan. Adapun tata cara penulisan rujukan ini ialah diawali dengan nama lembaga, judul buku, nama institusi, kota tempat penerbitan, dan diakhiri dengan tahun. Judul buku diketik dengan karakter miring.
Contoh:
1. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya Ilmiah, Depdikbud, Ditjen Dikti, Jakarta, 1994.
2. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Balai Pustaka, Jakarta, 1980.
11. Perujukan Tugas Sarjana, Tesis dan Disertasi
Tata cara penulisan rujukan untuk karya ilmiah kiprah sarjana, skripsi, tesis dan disertasi didahului dengan nama penulis dengan susunan nama first name, middle name dan family name atau nama, atau menulis sesuai dengan given name
bila tidak ada nama keluarga. Setelah nama penulis diikuti dengan judul karya ilmiah tersebut, nama karya ilmiah, kegiatan studi dan nama fakultas serta institusi, kemudian diikuti dengan nama kota dan tahun. Judul karya ilmiah diketik dengan karakter miring.
Contoh:
1. Juristiawan Fitriansyah, Pengembangan Persamaan Dasar Tingkat Keadaan Sifat-Sifat Termodinamika untuk Propana, Tugas Sarjana, Teknik Mesin FTI ITB, 2006.
2. J. Newbold, Combustion Measurements and Modeling of an Industrial, Gas-Fired, Flat-Glass Furnace, M.S. Thesis, Department of Mechanical Engineering, Bringham Young University, Provo, Utah, 1997.
12. Perujukan dari Laporan Penelitian yang Tidak dipublikasikan
Laporan penelitian juga sanggup dijadikan rujukan dalam penulisan karya ilmiah. Adapun penulisannya dimulai dengan nama peneliti, diikuti dengan koma dan judul laporan (ketik miring), klarifikasi laporan serta lembaga dan kemudian diakhiri dengan tahun.
Contoh:
1. K. Nielsen, Thermal Energy Storage: A State-of-the-Art, A report within the research kegiatan Smart Energy-Efficient Buildings at NTNU and SINTEF, 2003.
2. I M. Astina, Development of Thermodynamic Property Models for Wide-Range Fluid-Phase Propane and Normal Butane, Research Report for Osaka Gas Foundation, ITB, 2005
13. Perujukan Buku Berisi Kumpulan Artikel (ada editor)
Penulisan buku sebagai rujukan ini sama dengan penulisan rujukan untuk buku. Di belakang nama penulis ditambahkan (Ed.) bila editornya hanya seorang dan (Eds.) bila editornya beberapa orang.
Contoh:
1. A. Bejan, P. Vadasz, dan D. G. Kroger (Eds.), Energy and the Environment, Kluwer Academic Publishers, Boston, 1999.
2. W. A. Wakeham, A. Nagashima, dan J.V. Sengers (Eds.), Measurement of the Transport Properties of Fluids, Blackwell Scientific Publications, Edinburgh, 1991.
14. Perujukan Artikel dalam Buku Berisi Kumpulan Artikel (ada editor)
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti judul artikel (tidak cetak miring), klarifikasi perihal artikel itu dimuat yaitu nama mengikuti penulisan perujukan buku berisi kumpulan artikel. Batas halaman tempat artikel tersebut
berada diberi tanda dalam kurang diletakkan setelah judul buku. Judul buku dan editor buku mengacu pada tata cara penulisan buku yang berisi artikel.
Contoh:
1. B. W. Webb, Advances in Modeling Radiative Transport in High Temperature Gases, dalam A. Bejan, P. Vadasz dan D. G. Kroger (Eds.), Energy and the Environment (hal. 75-87), Kluwer Academic Publishers, Boston, 1999.
2. J. L. Fogel, Evolutionary Programming in Perspective: The Top-Down View, dalam J. M. Zurada, R. J. Marks II, dan C. J. Robinson (Eds.), Computational Intelligence Imitating Life (hal. 135-146), IEEE Press, New York, 1994.
15. Perujukan Artikel dalam Jurnal/Proceeding dari CD-ROM
Penulisannya sama dengan perujukan artikel dalam jurnal cetak ditambah dengan penyebutan CD-ROM dalam kurung.
Contoh:
1. I M. Astina dan H. Sato, State of the Art on Thermodynamic Modeling for HFC Refrigerants: The Recent Challenge to Develop Fundamental Equations of State, Proc. 2nd Doctoral Conference Asia Pacific Rim Universities, Mexico City, Mexico, 2003 (CD-ROM).
2. E. F. May, T. J. Edwards, A. G. Mann, C. Edwards, An Improved Microwave Apparatus for Phase Behavior Measurements in Lean Gas Condensate Fluids, th Proc. 16
European Conference on Thermophysical Properties, London, 2002 (CD-ROM)
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, S., Arsjad, M. G., Ridwan. 1988. Pembinaan kemampuan menulis bahasa Indonesia.. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Day, R. A. 1983. How to write and publish a scientific paper. Philadelphia: ISI Press.
Fakultas Pascasarjana ITB.2003. Pedoman Penulisan Tesis. Bandung: Fakultas Pascasarjana ITB.
Featherstone, W.E. 1996. Thesis Requirements for Honors, Masters and Doctoral Students. Perth: Curtin University.
John S. Hartanto. 1995. Pedoman Umum Pembentukan Istilah, dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.Surabaya: Penerbit Indah.
Kate L. Turabian. 1996. A Manual for Writers of Term Papers, Theses, and the Edition. Chicago: The University of Chicago Press.
Phillips, E.M., and D.S.Puch. 1994. How to Get a PhD. Buckingham: Open University Press.
Sudjana, Nana.1999. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
The University of Chicago Press. 2003. The Chicago Manual of Style, 15 edition. Chicago: The University of Chicago Press.
Universitas Negeri Malang. 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,Tesis, Disertasi,Artikel, Laporan Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang.
Demikianlah Artikel Tata Cara Menulis Karya Ilmiah Dan Jenis-Jenisnya
Sekianlah artikel Tata Cara Menulis Karya Ilmiah Dan Jenis-Jenisnya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Tata Cara Menulis Karya Ilmiah Dan Jenis-Jenisnya dengan alamat link https://zonaedukasiterpadu.blogspot.com/2012/11/tata-cara-menulis-karya-ilmiah-dan.html
0 Response to "Tata Cara Menulis Karya Ilmiah Dan Jenis-Jenisnya"
Posting Komentar