Makalah Cekungan Selat Sunda

Makalah Cekungan Selat Sunda - Hallo sahabat Zona Edukasi Terpadu, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Makalah Cekungan Selat Sunda, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel geografi, Artikel Keguruan, Artikel MAKALAH, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Makalah Cekungan Selat Sunda
link : Makalah Cekungan Selat Sunda

Baca juga


Makalah Cekungan Selat Sunda

MAKALAH GEOLOGI INDONESIA
CEKUNGAN SUNDA



Kelompok  :
1.    ALINGGA NURIANA IRWAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
2010





KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya hasilnya penulis sanggup menuntaskan kiprah makalah “Geologi Indonesia” dengan baik. Tugas yang diberikan mengenai Cekungan Sunda diadaptasi dengan materi materi yang dibahas pada semester ini.
Pembahasan pada makalah ini mencakup Cekungan Sumatra Utara, Cekungan Sumatra Tengah, Cekungan Sumatra Selatan ,Cekungan Jawa,dan Cekungan Kalimantan. Hal ini dimaksudkan untuk materi pengayaan pengetahuan mahasiswa yang sanggup dijadikan materi masukan untuk mempelajari Geologi Indonesia secara mandiri, alasannya ialah keterbatasan waktu yang tidak  memungkinkan untuk dibahas secara keseluruhan di dalam perkuliahan.
Terwujudnya makalah ini alasannya ialah tersedianya banyak sekali literatur dari banyak sekali sumber baik yang diperoleh dari perpustakaan maupun situs-situs internet. Serta yang tidak kalah pentingnya ialah ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing Geologi Indonesia dan semua pihak yang membantu terselesainya makalah ini. Kritik dan saran yang membangun akan selalu penulis terima untuk kesempurnaan makalah ini.



Surabaya,    April  2010


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Wilayah Kepulauan Nusantara merupakan pertemuan tiga lempeng yang hingga kini aktif bergerak. Tiga lempeng tersebut ialah lempeng eurasia, lempeng indo australia, dan lempeng pasifik. Pertemuan lempeng-lempeng itu mengakibatkan Interaksi ketiga lempeng tadi menimbulkan efek pada hampir seluruh kepulauan yang ada di Indonesia. Pengaruh tersebut sanggup menimbulkan patahan atau sesar yaitu pergeseran antara dua blok batuan baik secara mendatar, ke atas maupun relatif ke bawah blok lainnya. Patahan atau sesar ini merupakan perpanjangan gaya yang ditimbulkan oleh gerakan-gerakan lempeng utama. Patahan atau sesar inilah yang akan menghasilkan gempa bumi di daratan dan tanah longsor.
Selain itu pertemuan Lempeng Samudera India dengan Lempeng Eurasia juga menghasilkan lajur gunung api yang memanjang dari Sumatera hingga Nusa Tenggara dan membentuk sebuah rangkaian gunung api. Rangkaian gunung api ini dikenal dengan istilah busur vulkanik dan berhenti di Pulau Sumbawa, kemudian berbelok arah ke Laut Banda menuju arah utara ke kawasan Maluku Utara, Sulawesi Utara dan terus ke Filipina. Pergerakan lempeng kerakbumi yang saling bertumbukan akan membentuk zona sudaksi dan menimbulkan gaya yang bekerja baik horizontal maupun vertikal, yang akan membentuk pegunungan lipatan, jalur gunungapi/magmatik, persesaran batuan, dan jalur gempabumi serta terbentuknya wilayah tektonik tertentu. Selain itu terbentuk juga banyak sekali jenis cekungan pengendapan batuan sedimen ibarat palung (parit), cekungan busurmuka, cekungan antar gunung dan cekungan busur belakang. Pada jalur gunungapi/magmatik biasanya akan terbentuk zona mineralisasi emas, perak dan tembaga, sedangkan pada jalur penunjaman akan ditemukan mineral kromit. Cekungan-cekungan yang terbentuk di cekungan busur belakangan ialah cekungan sumatera utara, cekungan sumatera tengah, cekungan sumatera selatan, cekungan jawa, dan cekungan Kalimantan.
B.    Rumusan Masalah
a.    Apa yang di maksud dengan cekungan Sunda?
b.    Bagaimana proses terbentuknya cekungan Sunda (Cekungan sumatera, cekungan Jawa, dan cekungan Kalimantan)?
c.    Apa efek cekungan tersebut terhadap kawasan sekitarnya?

C.    Tujuan
a.    Untuk mengetahui pengertian  cekungan Sunda.
b.    Untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya cekungan Sunda  (Cekungan sumatera, cekungan Jawa, dan cekungan Kalimantan).
c.    Untuk mengetahui efek cekumgan terhadap kawasan sekitar.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Cekungan Sunda
Cekungan ialah bentang alam yang lebih rendah dari pada kawasan disekitarnya sehingga berbentuk cekung. Cekungan sunda merupakan cekungan yang berada di wilayah sunda mencakup pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan sekitarnya. Wilayah nusantara dikenal mempunyai 60 cekungan, 21 terdapat di Indonesia Barat dan 39 di Indonesia Timur. Dari 21 cekungan di Indonesia Barat, 11 ialah cekungan produktif dan 10 cekungan nonproduktif. Cekungan-cekungan minyak produktif di Indonesia Barat ialah cekungan-cekungan : Sumatra Utara,  Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, Sunda-Asri Jawa Barat Laut, Jawa Timur Laut, Barito, Kutai, Tarakan, dan Natuna Barat.
2.2    Cekungan di Indonesia
a)    Cekungan Sumatera


•    Cekungan Sumatra Utara
Pola geologi dan tatanan stratigrafi regional cekungan Sumatra Utara secara umum telah banyak diketahui berkat hasil acara eksplorasi minyak dan gas alam serta pemetaan bersistem pulau Sumatra dalam skala 1:250.000. Keith (1981) menciptakan pembagian stratigraf Tersier Cekungan Sumatra Utara menjadi tiga kelompok yaitu :
1.    Kelompok I sebagai fase tektonik, pengangkatan dan pengerosian, berumur Eosen hingga Oligosen Awal.
2.    Kelompok II merupakan fase genang maritim yang dimulai dengan pembentukan formasi-formasi dari bau tanah ke muda yaitu Formasi Butar, Rampong, Bruksah, Bampo, Peutu dan Formasi Baong.
3.     Kelompok III ialah perioda regresif dengan pembentukan kelompok Lhoksukon.
 Jika dilihat dari proses sedimentasi di cekungan sumatera utara. Kecepatan sedimentasi dan penurunan dasar sedimen ataupun cekungan pada awal pembentukan cekungan relatif lambat kemudian dilanjutkan dengan kecepatan sedimentasi lambat tetapi kecepatan penurunan dasar sedimen ataupun cekungan sangat cepat antara 15.5-12.4 juta tahun lalu. Penurunan cepat dasar cekungan tersebut merupakan akhir mulainya rifting di maritim Andaman dan pada ketika inilah terbentuk serpih maritim dalam Formasi Baong yang kaya material organik dan menjadi salah satu batuan induk potensial di kawasan Aru. Periode antara 12.4-10.2 juta tahun kemudian ditandai dengan kecepatan sedimentasi cukup besar tetapi penurunan dasar sedimen atau cekungan lebih lambat sebagai awal pengangkatan Bukit Barisan atau dikenal sebagai tektonik Miosen Tengah. Batupasir Baong Tengah terbentuk pada periode ini dan merupakan salah satu batuan waduk (reservoir) kawasan Aru.
 Pada 9.3-8.3 juta tahun kemudian kecepatan sedimentasi sangat besar tetapi diikuti pula penurunan dasar sedimen atau cekungan yang sangat besar sehingga penurunan sangat dipengaruhi. oleh pembebanan sedimen disamping akhir penurunan tektonik. Pada waktu tersebut terbentuk endapan klastik garang Keutapang Bawah, diendapkan dalam lingkungan delta atau maritim dangkal dan merupakan juga batuan waduk (reservoir)penting di kawasan Aru. Model penurunan tektonik kawasan Aru pada awalnya mengatakan penurunan lambat dilanjutkan penurunan sangat cepat antara 12.4-10.2 juta tahun kemudian akhir rifting di Laut Andaman. Pada Miosen Tengah atau antara 12.4-9.3 juta tahun kemudian rujukan penurunan relatif lambat, stabil atau terjadi pengangkatan akhir tektonik Miosen Tengah. Penurunan kembali cepat antara 9.3-8.3 juta tahun kemudian dan menjadi sangat lambat antara 5.3-4.4 juta tahun kemudian sebelum terjadi pangangkatan Pilo Pleistosen.
•    Cekungan Sumatera Tengah
Cekungan Sumatra tengah merupakan cekungan sedimentasi tersier penghasil hidrokarbon terbesar di Indonesia. Ditinjau dari posisi tektoniknya, Cekungan Sumatra tengah merupakan cekungan belakang busur. Faktor pengontrol utama struktur geologi regional di cekungan Sumatra tengah ialah adanya Sesar Sumatra yang terbentuk pada zaman kapur. Struktur geologi kawasan cekungan Sumatra tengah mempunyai rujukan yang hampir sama dengan cekungan Sumatra Selatan, dimana rujukan struktur utama yang berkembang berupa struktur Barat laut-Tenggara dan Utara-Selatan (Eubank et al., 1981 dalam Wibowo, 1995 dalam www.google.co.id/cekungan sumatera). Walaupun demikian, struktur berarah Utara-Selatan jauh lebih mayoritas dibandingkan struktur Barat laut–Tenggara.
•    Cekungan Sumatera Selatan
Geologi Cekungan Sumatera Selatan ialah suatu hasil kegiatan tektonik yang berkaitan dekat dengan penunjaman Lempeng Indi-Australia, yang bergerak ke arah utara hingga timurlaut terhadap Lempeng Eurasia yang relatif diam. Zone penunjaman lempeng mencakup kawasan sebelah barat Pulau Sumatera dan selatan Pulau Jawa. Beberapa lempeng kecil (micro-plate) yang berada di antara zone interaksi tersebut turut bergerak dan menghasilkan zone konvergensi dalam banyak sekali bentuk dan arah. Penunjaman lempeng Indi-Australia tersebut sanggup mensugesti keadaan batuan, morfologi, tektonik dan struktur di Sumatera Selatan. Tumbukan tektonik lempeng di Pulau Sumatera menghasilkan jalur busur depan, magmatik, dan busur belakang.
Secara fisiografis Cekungan Sumatra Selatan merupakan cekungan Tersier berarah barat maritim - tenggara, yang dibatasi Sesar Semangko dan Bukit Barisan di sebelah barat daya, Paparan Sunda di sebelah timur laut, Tinggian Lampung di sebelah tenggara yang memisahkan cekungan tersebut dengan Cekungan Sunda, serta Pegunungan Dua Belas dan Pegunungan Tiga Puluh di sebelah barat maritim yang memisahkan Cekungan Sumatra Selatan dengan Cekungan Sumatera Tengah. Blake (1989) menyebutkan bahwa kawasan Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan busur belakang berumur Tersier yang terbentuk sebagai akhir adanya interaksi antara Paparan Sunda (sebagai belahan dari lempeng kontinen Asia) dan lempeng Samudera India. Daerah cekungan ini mencakup kawasan seluas 330 x 510 km2, dimana sebelah barat daya dibatasi oleh singkapan Pra-Tersier Bukit Barisan, di sebelah timur oleh Paparan Sunda (Sunda Shield), sebelah barat dibatasi oleh Pegunungan Tigapuluh dan ke arah tenggara dibatasi oleh Tinggian Lampung.
Cekungan Sumatera Selatan dan Cekungan Sumatera Tengah merupakan satu cekungan besar yang dipisahkan oleh Pegunungan Tigapuluh. Cekungan ini terbentuk akhir adanya pergerakan ulang sesar bongkah pada batuan pra tersier serta diikuti oleh kegiatan vulkanik. Di kawasan Sumatera Selatan terdapat 3 (tiga)antiklinurium utama, dari selatan ke utara: Antiklinorium Muara Enim, Antiklinorium Pendopo Benakat dan Antiklinorium Palembang.
b)    Cekungan Jawa Timur
Secara geologi Cekungan Jawa Timur terbentuk alasannya ialah proses pengangkatan dan ketidakselarasan serta proses-proses lain, ibarat penurunan muka air maritim dan pergerakan lempeng tektonik. Tahap awal pembentukan cekungan tersebut ditandai dengan adanya half graben yang dipengaruhi oleh struktur yang terbentuk sebelumnya. Tatanan tektonik yang paling muda dipengaruhi oleh pergerakan Lempeng Australia dan Sunda. Secara regional perbedaan bentuk struktural sejalan dengan perubahan waktu. Aktifitas tektonik utama yang berlangsung pada umur Plio Pleistosen, mengakibatkan terjadinya pengangkatan kawasan regional Cekungan Jawa Timur dan menghasilkan bentuk morfologi ibarat kini ini.
 Struktur geologi kawasan Cekungan Jawa Timur umumnya berupa sesar naik, sesar turun, sesar geser, dan pelipatan yang mengarah Barat-Timur akhir efek gaya kompresi dari arah Utara-Selatan. Tatanan geologi Pulau Jawa secara umum dibagi menurut posisi tektoniknya. Secara struktural Blok Tuban dikontrol oleh half graben yang berumur Pre–Tersier. Struktur geologi yang ada di pulau Jawa mempunyai pola-pola yang teratur. Secara geologi pulau Jawa merupakan suatu komplek sejarah penurunan basin, pensesaran, perlipatan dan vulkanisme di bawah efek stress regime yang berbeda-beda dari waktu ke waktu. Secara umum, ada tiga arah rujukan umum struktur yaitu arah Timur Laut –Barat Daya (NE-SW) yang disebut rujukan Meratus, arah Utara – Selatan (N-S) atau rujukan Sunda dan arah Timur – Barat (E-W). Perubahan jalur penunjaman berumur kapur yang berarah Timur Laut - Barat Daya (NE-SW) menjadi relatif Timur - Barat (E-W).


c)    Cekungan Kalimantan Timur
Cekungan Kalimantan Timur Kalimantan merupakan kawasan yang mempunyai tektonik yang kompleks. Adanya interaksi konvergen atau kolisi antara 3 lempeng utama, yakni lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Asia yang membentuk kawasan timur Kalimantan (Hamilton, 1979). Pada jaman Kapur Bawah, belahan dari continental passive margin di kawasan Barat daya Kalimantan, yang terbentuk sebagai belahan dari lempeng Asia Tenggara yang dikenal sebagai Paparan Sunda. Pada jaman Tersier, terjadi insiden interaksi konvergen yang menghasilkan beberapa gugusan akresi, pada kawasan Kalimantan.
Cekungan Kutai merupakan salah satu cekungan yang dihasilkan oleh perkembangan regangan cekungan yang besar pada kawasan Kalimantan.Pada Pra-Tersier, Pulau Kalimantan ini merupakan salah satu sentra pengendapan, yang kemudian pada awal tersier terpisah menjadi 6 cekungan sebagai berikut :
1. Cekungan Barito, yang terletak di Kalimantan Selatan,
2. Cekungan Kutai, yang terletak di Kalimantan Timur,
3. Cekungan Tarakan, yang terletak di timur maritim Kalimantan,
4. Cekungan Sabah, yang terletak di utara Kalimantan,
5. Cekungan Sarawak, yang terletak di barat maritim Kalimantan,
6. Cekungan Melawai dan Ketungau, yang terletak di Kalimantan Tengah
Kerangka tektonik di Kalimantan Timur dipengaruhi oleh perkembangan tektonik regional yang melibatkan interaksi antara Lempeng Samudera Philipina, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasian yang terjadi semenjak Jaman Kapur sehingga menghasilkan kumpulan cekungan samudera dan blok mikro kontinen yang dibatasi oleh adanya zona subduksi, pergerakan menjauh antar lempeng, dan sesar-sesar mayor. Cekungan Kutai terbentuk alasannya ialah proses pemekaran pada Kala Eosen Tengah yang diikuti oleh fase pelenturan dasar cekungan yang berakhir pada Oligosen Akhir. Peningkatan tekanan alasannya ialah tumbukan lempeng menimbulkan pengangkatan dasar cekungan ke arah Barat Laut yang menghasilkan siklus regresif utama sedimentasi klastik di Cekungan Kutai, dan tidak terganggu sejak
Oligosen Akhir hingga sekarang.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Cekungan ialah bentang alam yang lebih rendah dari pada kawasan disekitarnya sehingga berbentuk cekung. Cekungan sunda merupakan cekungan yang berada di wilayah sunda mencakup pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan sekitarnya. Cekungan sunda yang ada di Indonesia meliputi:
1.    Cekungan Sumatra Utara
Jika dilihat dari proses sedimentasi di cekungan sumatera utara. Kecepatan sedimentasi dan penurunan dasar sedimen ataupun cekungan pada awal pembentukan cekungan relatif lambat.
2.    Cekungan Sumatra Tengah
Cekungan Sumatra tengah merupakan cekungan sedimentasi tersier penghasil hidrokarbon terbesar di Indonesia. Ditinjau dari posisi tektoniknya, Cekungan Sumatra tengah merupakan cekungan belakang busur.
3.    Cekungan Sumatra Selatan
Geologi Cekungan Sumatera Selatan ialah suatu hasil kegiatan tektonik yang berkaitan dekat dengan penunjaman Lempeng Indi-Australia, yang bergerak ke arah utara hingga timur maritim terhadap Lempeng Eurasia yang relatif diam.
4.    Cekungan Jawa timur, dan
Secara geologi Cekungan Jawa Timur terbentuk alasannya ialah proses pengangkatan dan ketidakselarasan serta proses-proses lain, ibarat penurunan muka air maritim dan pergerakan lempeng tektonik. 
5.    Cekungan Kalimantan Timur
Cekungan Kalimantan Timur merupakan kawasan yang mempunyai tektonik yang kompleks. Adanya interaksi konvergen atau kolisi antara 3 lempeng utama, yakni lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Asia yang membentuk kawasan timur Kalimantan.


Demikianlah Artikel Makalah Cekungan Selat Sunda

Sekianlah artikel Makalah Cekungan Selat Sunda kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Makalah Cekungan Selat Sunda dengan alamat link https://zonaedukasiterpadu.blogspot.com/2012/11/makalah-cekungan-selat-sunda.html

0 Response to "Makalah Cekungan Selat Sunda"

Posting Komentar